Selasa, 05 Mei 2009

terjemahan psikologi bab 4

BAB 4
SENSASI DAN PERSEPSI

Pernahkah anda berpikir bagaiamana otak anda – terkunci di dalam ruang tengkorak yang gelap, sunyi – mengalami suasana yang berwarna-warni dalam lukisan Van Gogh, mengendalikan melodi dan irama rock n’ roll, merasakan segarnya semangka ditengah hari yang panas, sentuhan lembut dari ciuman anak kecil, atau keharuman bunga liar dimusim semi? Tugas kita pada bab ini adalah untuk menjelaskan bagaimana tubuh dan otak anda membuat perasaan dari stimulasi suara yang berdengung – penglihatan, suara, dan lainnya – yang terus berada di sekitar anda. Anda akan melihat bagaimana evolusi telah melengkapi anda dengan kemampuan untuk mendeteksi begitu banyak dimensi pengalaman yang berbeda-beda.
Pada bab ini, kita akan menggambarkan bagaimana pengalaman tentang dunia anda didasarkan pada proses sensasi dan persepsi. Kita akan menemukan bahwa proses-proses ini menjelaskan fungsi ganda dari bertahan hidup (survival) dan kepuasan hawa nafsu (sensuality). Proses sensoris dan perseptual anda membantu anda untuk survival dengan mendengarkan sinyal bahaya, mendasari anda untuk mengambil tindakan cepat untuk mengatasi resiko, dan mengarahkan anda ke pengalaman yang disetujui.
Proses-proses ini juga memberikan anda dengan sensualitas. Sensualitas adalah kualitas untuk memilih pada kepuasan dari perasaan; ini membawakan rasa menikmati pengalaman yang menarik berbagai perasaan anda tentang penglihatan, suara, sentuhan, rasa dan bau.
Kita mulai dengan sebuah gambaran tentang proses sensoris dan perseptual – dan beberapa tantangan dunia fisik memberikannya.
Merasakan, Mengorganisasi, Mengidentifikasi dan Mengenali
Itilah persepsi, dalam penggunaan meluasnya, mengacu pada keseluruhan proses dalam memahami obyek dan kejadian dalam lingkungan – untuk merasakannya, memahaminya, mengidentifikasi dan memberi nama, dan bersiap untuk bereaksi terhadapnya. Tanggapan (percept) adalah apa yang dirasakan – hasil fenomenologis, dialami dari proses persepsi. Proses persepsi sangat dipahami ketika membaginya kedalam tiga tahapan: sensasi, organisasi perseptual, dan identifikasi/rekognisi obyek.
Sensasi adalah proses yang ditimbulkan oleh stimulasi reseptor sensoris – struktur dalam mata, telinga kita, dan lain-lain – menghasilkan impuls syaraf yang memberikan pengala baik di dalam maupun di luar tubuh. Misalnya, sensasi memberikan fakta dasar dari bidang visual. Sel syaraf di mata anda memasukkan informasi disemua sel menuju korteks otak anda, yang mengekstrak sifat-sifat pendahuluan dari input ini.
Organisasi perseptual mengacu pada tahapan dimana sebuah penggambaran internal dari sebuah obyek dibentuk dan sebuah tanggapan mengenai stimulus eksternal dikembangkan. Penggambaran memberikan sebuah deskripsi kerja tentang lingkungan eksternal dari orang yang merasakan. Berkaitan dengan penglihatan, proses perseptual memberikan perkiraan dari sebuah obyek seperti ukuran, bentuk, gerakan, jarak, dan orientasi. Perkiraan tersebut didasarkan pada perhitungan mental yang mengitegrasikan pengetahuan masa lalu anda dengan bukti-bukti sekarang yang diterima dari indera anda dan dengan stimulus dalam konteks perseptualnya. Persepsi melibatkan sintesis (integrasi dan kombinasi) dari ciri-ciri sensoris sederhana, seperti warna, sisi, dan garis, kedalam tanggapan dari sebuah obyek yang dapat dikenali kemudian. Aktivitas mental ini paling sering terjadi dengan cepat dan efisien, tanpa pengetahuan sadar.
Identifikasi dan rekognisi, tahapan ketiga dalam rangkaian ini, memberikan pengertian pada tanggapan. Obyek yang berbentuk bundar menjadi bola baseball, koin, jam, jeruk, dan bulan; orang diidentifikasi sebagai laki-laki dan wanita, teman atau lawan, orang biasa atau bintang rock. Pada tahapan ini, pertanyaan perseptual “seperti apakah obyek itu? Berubah menjadi sebuah pertanyaan identifikasi – “obyek apakah ini?” – dan sebuah pertanyaan rekognisi – “apa fungsi dari obyek ini?” untuk mengidentifikasi dan mengenali sesuatu, disebut apa, dan bagaimana memberikan respon terbaik kepadanya melibatkan teori-teori, memori/ingatan, nilai, keyakinan dan sikap anda dalam memperhatikan obyek tersebut.
Sekarang kita telah memberikan sebuah pengenalan yang jelas pada tahapan proses yang memungkinkan anda untuk sampai pada pemahaman yang berarti tentang dunia perseptual di sekitar anda. Dalam kehidupan sehari-hari anda, persepsi nampaknya sama sekali tidak memerlukan tenaga. Kami akan berusaha meyakinkan anda bahwa anda sebenarnya ada melakukan sedikit tekanan dalam memproses apa yang dialami, sebagian besar pekerjaan mental, untuk sampai pada “ilusi kemudahan” ini.
• Stimulus Proksimal dan Distal
Bayangkan anda adalah orang yang ada pada gambar 4.1A, tengah mensurvey sebuah ruangan dari sebuah kursi empuk. Beberapa cahaya direfleksikan dari obyek di ruangan masuk ke dalam mata anda dan membentuk gambaran di retina anda. Gambar 4.1B menunjukkan bahwa apa yang akan nampak pada mata sebelah kiri anda adalah sama dengan ketika anda duduk di ruangan. (benjolan di sebelah kanan adalah hidung anda, da tangan dan lutut anda berada di bawah dari tubuh anda sendiri). Bagaimanakah gambaran yang dihasilkan retina ini dibandingkan dengan lingkungan yang telah menghasilkannya?
Salah satu perbedaan yang sangat penting adalah bahwa gambaran retina adalah gambaran dua dimensi, sedangkan yang ada di lingkungan adalah tiga dimensi. Perbedaan ini mempunyai banyak konsekuensi. Misalnya, bandingkan bentuk obyek fisik pada gambar 4.1A dengan bentuk gambaran retinanya yang terhubung (gambar 4.1C). Meja, karpet, jendela dan lukisan pada pemandangan dunia nyata semuanya berbentuk persegi panjang, tapi hanya gambar jendela yang sebenarnya menghasilkan bentuk persegi panjang di gambar retina anda. Gambaran dari lukisan adalah trapesium, gambaran dari bagian atas meja adalah segi empat tidak beraturan, dan gambar dari karpet sebenarnya adalah tiga bagian terpisah dengan lebih dari 20 sisi yang berbeda-beda! Inilah teka-teki perseptual kita yang pertama: bagaimana anda mengatur untuk merasakan semua obyek ini sebagai persegi panjang yang standar, sederhana?
Namun, situasinya bahkan sedikit lebih membingungkan. Anda juga dapat menyatakan bahwa banyak bagian dari apa yang anda rasakan di ruangan sebenarnya tidak ada dalam gambaran retina anda. Misalnya, anda merasakan sisi vertikal antara dua dinding yang semuanya berhimpitan dengan lantai, tapi gambaran retina anda tentang sisi tersebut berhenti pada bagian atas meja. Sama halnya, dalam gambaran retina ada bagian dari karpet disembunyikan di belakang meja; tapi ini tidak menghalangi anda merasakan dengan tepat karpet tersebut sebagai benda persegi panjang tunggal, tidak patah. Kenyataannya, ketika anda memperhatikan semua perbedaan antara obyek yang ada di lingkungan dan gambaran darinya pada retina anda, maka anda mungkin terkejut bahwa anda merasakan perasaan sama baiknya apa yang anda lakukan.
Perbedaan antara sebuah obyek fisik di dunia dan gambaran optiknya pada retina anda begitu sangat besar dan penting dimana para psikolog membedakan dengan sangat hati-hati diantaranya sebagai dua stimulus yang berbeda untuk persepsi. Obyek fisik di dunia dinamakan stimulus distal (jauh dari pengamat) dan gambaran optik pada retina dinamakan stimulus proksimal (terdekat, atau mendekati, pengamat).
Poin kritis dari pembahasan kita sekarang dapat dimulai lebih ringkas: apa yang anda ingin rasakan adalah stimulus distal – obyek nyata di lingkungan – sedangkan stimulus darimana anda harus mendapatkan informasi adalah stumulus proksimal – gambaran pada retina. Tugas perhitungan utama dari persepsi dapat dikatakan sebagai proses dalam menentukan stimulus distal dari informasi yang dikandung dalam stimulus proksimal. Hal ini adalah benar dalam semua domain perseptual. Untuk pendengaran, sentuhan, rasa dan lain-lain, persepsi melibatkan proses yang menggunakan informasi dalam stimulus proksimal untuk memberitahu anda tentang sifat-sifat stimulus distal.
Untuk menunjukkan kepada anda bagaimana stimulus distal dan stimulus proksimal sesuai dengan tiga tahapan dalam merasakan, mari menguji salah satu obyek yang dilihat dari gambar 4.1: lukisan yang digantung di dinding. Pada tahapan sensoris, lukisan ini dihubungkan dengan bagun dua dimensi trapesium pada gambaran retina anda; bagian atas dan bawah bertemu ke arah kanan, bagian kanan dan kiri panjangnya berbeda. Ini adalah stimulus proksimal. Pada tahapam organisasi perseptual, anda melihat trapesium ini sebagai bangun persegi panjang yang dirubah dari ruang tiga dimensi anda. Anda merasa bagian atas dan bawahnya paralel / sejajar, tapi surut ke arah kanan; anda merasa bagian kanan dan kiri sama panjangnya. Proses perseptual anda telah mengembankan sebuah hipotesis kuat tentang sifat fisik dari stimulus distal; sekarang ini perlu sebuah identitas. Pada tahapan rekognisi, anda mengidentifikasi obyek persegi panjang ini sebagai sebuah lukisan. Gambar 4.2 adalah sebuah bagan alur (flowchart) yang menggambarkan rangkaian kejadian ini. Proses yang megambil informasi dari salah satu tahapan ke tahapan berikutnya ditunjukkan sebagai tanda panah antar kotak. Pada akhir bab ini, kami akan menjelaskan interaksi yang ditunjukkan pada gambaran ini.
• Realita, Ambiguitas, dan Ilusi
Kita telah mendefinisikan tugas tentang persepsi sebagai identifikasi dari stimulus distal dari stimulus proksimal. Sebelum kita kembali pada beberapa mekanisme perseptual yang membuat tugas ini berhasil, kita ingin membahas beberapa aspek stimulus lainnya pada lingkungan yang membuat persepsi menjadi kompleks: stimulus ambigu dan ilusi perseptual.
Ambiguitas
Sebuah tujuan utama dari persepsi adalah untuk mendapatkan sebuah bentuk akurat pada dunia. Survival tergantung pada persepsi akurat dari obyek dan kejadian di lingkungan anda – apakah itu gerakan harimau naik ke atas pohon? – yang tidak selalu mudah untuk dibaca. Ambiguitas adalah sebuah konsep penting dalam memahami persepsi karena ini menunjukkan bahwa satu gambaran tunggal pada level sensoris dapat dihasilkan dalam berbagai interpretasi (multiple interpretation) pada level perseptual dan identifikasi.
Gambar 4.3 menunjukkan dua contoh gambar ambigu. Tiap contoh memungkinkan dua hal yang tidak ambigu tapi persepsi yang bertentangan. Lihatlah tiap gambar sampai anda dapat melihat dua alternatif interpretasi. Ingat, ketika anda telah melihat keduanya, maka persepsi anda diputar balikan dan seterusnya diantara mereka sebagaimana yang anda lihat pada gambar yang ambigu tersebut. Ketidakstabilan perseptual dari gambar yang ambigu merupakan salah satu karakteristik mereka yang paling penting.
Kubus Necker menunjukkan sebuah ambiguitas pada tahapan organisasi perseptual. Anda memiliki dua persepsi yang berbeda mengenai obyek yang sama di lingkungan. Kubus Necker dapat dilihat sebagai kubus tiga dimensi kosong yang terlihat dari bawah anda dan menyudut ke bagian kiri anda atau sebelah atas dan menyudut ke arah bagian kanan anda. Alternatif ambigu merupakan penyusunan fisik yang berbeda dari obyek dalam ruang tiga dimensi, keduanya dihasilkan dari gambaran stimulus yang sama.
Gambar bebek / kelinci merupakan satu contoh ambiguitas pada tahapan rekognisi. Ini dirasakan sebagai bentuk fisik yang sama alam kedua interpretasi. Ambiguitas muncul dalam menentukan jenis obyek yang ditampilkan dan bagaimana cara mengklasifikasikannya yang terbaik, memberikan rangkaian campuran dari informasi yang ada.
Banyak ahli seni yang terkemuka menggunakan ambiguitas perseptual sebagai pusat kreatif dalam pekerjaan mereka. Gambar 4.4 menunjukkan Slave Market with the Disappearing Bust of Voltaire oleh Salvador Dali. Hasil karya ini menunjukkan sebuah ambiguitas yang kompleks dimana keseluruhan bagian dari lukisan harus diorganisasi ulang secara radikal dan diinterpretaskan ulang untuk memungkinkan persepsi tersembunyi dari “bust” yang dimaksudkan oleh penulis – filosof Perancis Voltaire. Langit putih di bawah lengkungan yang lebih rendah adalah dahi dan rambut Voltaire; bagian putih dari dua gadis yang memakai gaun adalah pipi, hidung, dan dagunya. (jika anda kesulitan melihatnya, cobalah erkedip, taruhlah buku di lengan, atau lepaskan kacamata anda). Namun, ketika anda telah melihat “bust (payudara)” Voltaire dalam lukisan ini, anda tidak akan pernah bisa melihatnya tanpa mengetahui dimana orang Perancis ini bersembunyi.
Salah satu sifat yang paling mendasar dari persepsi normal manusia adalah kecenderungan/tendensi untuk mengubah ambiguitas dan ketidakpastian tentang lingkungan ke dalam sebuah interpretasi yang jelas yang dapat anda lakukan dengan percaya diri. Dalam sebuah dunia yang dipenuhi dengan keberagaman dan perubahan, maka sistem perseptual anda harus menemukan tantangan dalam menemukan persamaan dan kestabilan.
Ilusi
Stimulus ambigu memberikan sistem perseptual anda dengan tantangan dalam mengenali salah satu gambaran unik di luar beberapa kemungkinan. Salah satu atau interpretasi lain dari stimulus adalah benar atau tidak benar sesuai dengan satu konteks tertentu. Ketika sistem perseptual anda sebenarnya membohongi anda dalam mengalami satu bidang stimulus dalam suatu cara yang dapat dibuktikan tidak benar, maka anda tengah mengalami ilusi (illusion). Kata ilusi diperoleh dari akar kata yang sama dengan ludicrous – cabang dari bahasa Latin Illudere, yang berarti “menirukan”. Ilusi dirasakan oleh kebanyakan orang dalam situasi perseptual yang sama dikarenakan fisiologi yang dirasakan dalam sistem sensoris dan tumpang tindih pengalaman mengenai dunia (sebagaimana yang seharusnya kami jelaskan pada bab 5, rangkaian ilusi ini terpisah dari halusinasi. Halusinasi adalah pemutarbalikan/distorsi perseptual yang tidak semua orang mengalami dimana pengalaman individual sebagai satu hasil dari keadaan fisik atau mental yang tidak biasanya). Nilailah ilusi klasik pada gambar 4.5. Meskipun ini sangat tepat bagi kami untuk menunjukan kepada anda dengan ilusi visual, ilusi juga terdapat pada bagian sensoris lainnya seperti pendengaran (Bregman, 1981; Saberi, 1996; Shepard & Jordan, 1984) dan rasa (Todrank & Bartoshuk, 1991).
Ilusi dalam kehidupan sehari-hari
Ilusi juga merupakan bagian dasar dari kehidupan anda sehari-hari. Perhatikanlah pengalaman anda dari hari ke hari tentang planet tempat tinggal anda, bumi. Anda telah melihat matahari terbit dan ada meskipun anda tahu bahwa matahari itu tetap ada di luar sana ditengah-tengah sistem tata surya sampai waktu tertentu. Anda dapat menghargai mengapa ini menjadi keuatan yang luar biasa bagi keteguhan Crishtopher Columbus para pelaut lainnya untuk menolak ilusi jelas bahwa bumi itu datar dan berlayar ke arah salah satu ujung semula. Sama halnya, ketika bulan purnama di atas kepala, ini nampak mengikuti anda kemanapun anda pergi sekalipun anda tahu bulan tersebut tidak mengejar anda. Apa yang anda alami itu adalah sebuah ilusi dan diciptakan oleh jarak yang begitu jauh dari bulan dengan mata anda. Ketika mereka mencapai bumi, cahaya sinar bulan pada dasarnya paralel dan tegak lurus dengan arak perjalanan anda, tidak masalah kemana anda pergi.
Orang dapat mengendalikan ilusi untuk mendapatkan pengaruh yang diinginkan. Para arsitek dan desaigner interior menggunakan prinsip-prinsip persepsi untuk menciptakan obyek dalam ruang yang terlihat lebih besar atau lebih kecil dari ukuran mereka yang sebenarnya. Sebuah apartemen yang kecil menjadi terlihat lebih luas ketika dicat dengan warna yang terang dan dilengkapi dengan furnitur yang tipis, rendah, ranjang, kursi dan meja kecil di bagian tengah ruangan sekalipun berlawanan dengan dinding. Psikolog yang bekerja dengan NASA pada program luar angkasa AS telah meneliti pengaruh lingkungan pada persepsi dengan tujuan untuk mendesain ruang kapsul yang memiliki kualitas sensoris yang menyenangkan. Direktur penyusun dan pencahayaan film dan produksi teater dengan sengaja menciptakan ilusi di film dan di panggung.
Meskipun semua ilusi ini – beberapa lebih bermanfaat daripada yang lainnya – anda pada umumnya anda melakukan cukup baik untuk mendapatkan sekitar lingkungan. Itulah mengapa para peneliti khusus mempelajari ilusi untuk membantu menjelaskan bagaimana persepsi pada umumnya bekerja dengan baik. Namun, ilusi itu sendiri menyatakan bahwa sistem perseptual anda tidak dapat menjalankan tugas dengan sempurna dalam memulihkan kembali stimulus distal dari stimulus proksimal.
Sekarang anda memiliki wawasan tentang proses sensoris dan perseptual anda dan beberapa tantangan yang dihadapi oleh proses-proses tersebut. Mari kita mulai memperhatikan proses tersebut lebih detail.
Pengetahuan Sensoris tentang Dunia
Pengalaman anda tentang realita eksternal haruslah relatif akurat dan bebas dari kesalahan. Jika tidak, anda tidak akan bisa bertahan hidup. Anda perlu makanan untuk menopang anda, interaksi dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan sosial, dan kewaspadaan akan bahaya untuk tetap terhindar dari bahaya. Untuk mendapatkan kebutuhan ini, maka harus mendapatkan informasi yang reliabel tentang dunia. Penelitian psikologi terdahulu mengenai sensasi telah menguji hubungan antara kejadian di lingkungan dengan pengalaman seseorang tentang kejadian tersebut.
• Psikofisika
Seberapa keras sebuah alarm kebakaran harus dibunyikan pada sebuah pabrik agar para pekerja mendengarnya diantara hirup pikuk mesin? Seberapa terangkah lampu peringatan pada kontrol panel pilot harus dinyalakan dua kali sama terangnya dengan lampu-lampu yang lain? Seberapa banyak gula yang anda butuhkan untuk dimasukkan ke dalam secangkir kopi sebelum dirasakan manis? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita harus mampu mengukur intensitas pengalaman sensoris. Ini adalah tugas utama dari psikofisika, studi tentang hubungan antara stimulus fisik dan pengalaman mental atau perilaku yang menimbulkan stimulus.
Gambaran yang paling signifikan dalam sejarah psikofisika adalah ahli fisika Jerman Gustav Fechner (1801 – 1887). Fechner menciptakan istilah psikofisika (psycophysic) dan memberikan serangkaian prosedur untuk menghubungkan intensitas dari sebuah stimulus fisika – yang diukur dalam unit-unit fisika – dengan besarnya pengalaman sensoris – diukur dalam unit-unit psikologis (Fechner, 1860/1966). Teknik Fechner adalah sama apakah stimulus berasal dari cahaya, suara, bau atau sentuhan: para penelitian menentukan ambang batas dan menyusun skala psikofisika menghubungkan kekuatan sensasi dengan kekuatan stimulus.
Ambang Batas Absolut dan Adaptasi Sensoris
Energi stimulus apa yang paling kecil, paling lemah yang dapat dideteksi oleh makhluk hidup? Seberapa lembutkah satu tangga nada agar tetap terdengar? Pertanyaan ini mengacu pada ambang batas absolut (absolute treshold) untuk stimulasi – jumlah minimum energi fisika yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu pengalaman sensoris. Para peneliti mengukur ambang batas absolut dengan meminta pengamat waspada untuk menampilkan tugas deteksi, seperti berusaha melihat lampu yang suram dalam sebuah ruangan yang gelap, berusaha mendengar suara lembut dalam sebuah ruangan yang sunyi. Selama serangkaian dari banyak percobaan tentang stimulus digambarkan pada beragam intensitas, dan pada tiap percobaan, pengamat mengindikasikan apakah mereka mewaspadainya. (jika anda pernah menjalani pemeriksaan pendengaran, maka anda ikut serta dalam sebuah tes ambang batas absolut).
Hasil dari sebuah studi ambang batas absolut dapat diringkas dalam sebuah fungsi psikometrik: sebuah grafik yang menunjukkan presentase deteksi (diplotkan pada sumbu vertikal) pada tiap intensitas stimulus (diplotkan pada sumbu horizontal). Satu fungsi khusus psikometrik ditunjukkan pada gambar 4.6. untuk lampu yang sangat suram,deteksinya adalah 0%; untuk lampu yang terang, deteksinya 100%. Jika terdapat ambang batas absolut tunggal, maka anda akan berharap transisi antara 0 – 100% deteksi menjadi sangat tajam, terjadi sesuai pada poin dimana intensitas mencapai ambang batas. Tapi hal ini tidak terjadi, setidaknya untuk dua alasan: pengamat sendiri jelas-jelas mengubah waktu tiap kali mereka berusaha mendetesi sebuah stimulus (karena perubahan dalam perhatian, kelelahan dll), dan pengamat kadangkala merespon sekalipun tidak ada stimulus (jenis alarm salah akan kami bahas secara singkat, ketika kami menggambarkan teori deteksi sinyal). Sehingga, kurva psikometrik biasanya berupa kurva berbentuk S, dimana terdapat satu bagian transisi dari tidak terdapat deteksi sampai kadang-kadang terdapat deteksi sampai deteksi setiap waktu.
Karena sebuah stimulus tidak dengan tiba-tiba terdeteksi dengan jelas pada semua waktu pada intensitas spesifik, maka definisi operasional tentang ambang batas absolut adalah tingkat stimulus dimana sebuah sinyal sensoris dapat diukur menggunakan prosedur yang sama, sederhana dengan mengubah dimensi stimulus. Tabel 4.1 menunjukkan tingkat ambang batas absolut untuk beberapa stimulus alami yang hampir sama.
Meskipun mungkin untuk mengidentifikasi ambang batas absolut untuk deteksi, juga penting untuk menyatakan bahwa sistem sensoris anda lebih sensitif untuk berubah dalam lingkungan sensoris daripada dalam keadaan tetap. Sistem telah dikembangkan sehingga mereka memberlakukan input lingkungan yang baru dari yang tua hingga sebuah proses yang disebut adaptasi. Adaptasi sensoris menurunkan kemampuan merespon dari sistem sensoris untuk memperpanjang input stimulus. Misalnya, anda boleh saja menyatakan bahwa cahaya matahari nampak kurang menyilaukan setelah beberapa waktu berada di luar ruangan. Orang seringkali mempunyai pengalaman yang paling menguntungkan bagi mereka mengenai adaptasi dalam domain bau: anda berjalan memasuki sebuah ruangan, dan sesuatu berbau busuk, namun, selama sistem penciuman anda beradaptasi, bau busuk tersebut memudarkan kewaspadaan kita. Lingkungan anda selalu penuh dengan sejumlah perbedaan stimulasi sensoris. Mekanisme adaptasi memungkinkan anda untuk menyatakan, dan bereaksi, lebih cepat terhadap tantangan dari sumber informasi baru.
Kecenderungan respons dan teori deteksi sinyal
Dalam pembahasan kita sejauh ini, kita telah mengasumsikan bahwa semua pengamat diciptakan sebanding. Namun, pengukuran ambang batas dapat juga dipengaruhi oleh kecenderungan respons (response bisa), yaitu tendensi sistematik bagi seorang pengamat untuk memberikan respons dalam satu cara tertentu karena faktor-faktor yang tidak berhubungan dengan sifat-sifat sensoris dari stimulus. Misalnya, seandainya anda berada dalam sebuah eksperimen dimana anda harus mendeteksi sebuah cahaya yang lemah. Pada fase pertama eksperimen, peneliti memberi anda $5 ketika anda benar dalam mengatakan, “tidak, di sana tidak terdapat cahaya apapun”. Pada tiap fase, anda dihukum $2 setiap kali anda menjawab tidak benar. Bisakah anda melihat bahwa struktur penghargaan ini akan menciptakan satu perubahan dalam kecenderungan respons dari fase pertama ke fase kedua? Tidak akankah anda mengatakan iya lebih sering pada fase pertama – dengan jumlah tertentu yang sama dimana stimulus itu ditampilkan?
Teori deteksi sinyal/signal detection theory (SDT) adalah sebuah pendekatan sistematik pada masalah kecenderungan respons (Green & Swets, 1966). Bahkan sangat memfokuskan pada proses sensoris dalam membuat sebuah penilaian tentang keberadaan atau ketiadaan peristiwa stimulus. Sementara psikofisika klasikal mengkonseptualkan sebuah ambang batas absolut, SDT mengidentifikasi dua proses nyata dalam deteksi sensoris: (1) proses sensoris awal, yang merefleksikan sentivitas pengamat terhadap kekuatan stimulus; dan (2) proses terpisah keputusan yang berikutnya, yang merefleksikan kecenderungan bisa pengamat.
SDT menawarkan sebuah prosedur untuk mengevaluasi baik proses sensoris maupun proses keputusan dalam satu waktu. Prosedur pengukuran sebenarnya hanya sebuah pengembangan dari gagasan yang berkaitan dengan percobaan. Desain dasar ditunjukkan pada gambar 4.7. Sebuah stimulus yang lemah ditunjukkan pada setengah bagian dari percobaan; tidak ada stimulus ditunjukkan setengah bagian yang lainnya. Pada tiap percobaan, pengamat merespon dengan mengatakan iya jika mereka pikir sinyalnya nampak dan tidak jika mereka pikir sinyalnya tidak nampak. Sebagaimana ditunjukkan dalam matrik A dari gambar, tiap respon dinilai sebagai satu pukulan, satu kelalaian, alarm salah, atau penolakan yang tepat, tergantung apakah sebuah sinyal nampak dan apakah pengamat merespon dengan akurat.
Seorang pengamat yang merupakan orang latah mengatakan iya (terus menerus menjawab iya) akan memberikan jumlah pukulan yang tinggi juga memiliki jumlah alarm salah yang tinggi, sebagaimana ditunjukkan pada matrik B. Sedangkan orang yang latah mengatakan tidak (terus menerus mengatakan tidak) akan memberikan jumlah pukulan yang lebih sedikit tapi juga jumlah alarm salah lebih sedikit sebagaimana yang ditunjukkan pada matrik C. Bekerja dengan persentase pukulan dan alarm salah, para peneliti menggunakan prosedur matematika untuk menghitung ukuran dari sensitivitas pengamat dan kecenderungan respons secara terpisah. Prosedur ini membuatnya mungkin untuk menemukan apakah dua pengamat memiliki sensitivitas yang sama meskipun terdapat perbedaan yang besar dalam standar respons. Dengan memberikan cara memisahkan respons sensoris dari kecenderungan respons, teori deteksi sinyal memungkinkan seorang pelaku eksperimen untuk mengidentifikasi dan memisahkan peranan stimulus sensoris dan level standar individu dalam menghasilkan respons akhir.
Perbedaan ambang batas
Bayangkan bahwa anda telah dipekerjakan oleh sebuah perusahaan minuman yang ingin memproduksi produk cola yang mempunyai rasa jelas lebih manis dan yang ada cola-nya, tapi (untuk menghemat uang) perusahaan ingin memasukkan sedikit mungkin gula ke dalam cola. Anda diminta mengukur sebuah ambang batas, perbedaan fisik terkecil antara dua stimulus yang masih dapat dikenali sebagai suatu perbedaan. Untuk mengukur satu ambang batas perbedaan, anda menggunakan pasangan stimulus dan bertanya pada para pengamat anda apakah mereka yakin dua stimulus itu akan sama atau berbeda.
Untuk masalah minuman, anda akan memberi pengamat-pengamat anda dua cola pada tiap percobaan, satu dari beberapa resep standar dan hanya satu yang memiliki rasa lebih manis. Untuk tiap pasang, orang akan mengatakan sama atau berbeda. Setelah begitu banyak percobaan, maka anda akan memplotkan satu fungsi psikometrik dengan membuat grafik persen respons yang berbeda pada sumbu vertikal sebagai satu fungsi perbedaan aktual, diplotkan pada sumbu horizontal. Perbedaan ambang batas secara operasional didefinisikan sebagai poin dimana stimulus dikenali sebagai waktu paruh yang berbeda-beda. Perbedaan nilai ambang batas ini dikenal sebagai perbedaan yang benar-benar nyata (just noticeable difference), atau JND. JND adalah sebuah unit kuantitatif untuk mengukur besarnya perbedaan psikologis antara dua sensasi.
Pada tahun 1834, Ernst Weber mempioneri studi tentang JND dan menemukan hubungan penting yang kami ilustrasikan pada gambar 4.8. Hubungan ini diringkas sebagai fraksi intensitas stimulus standar. Sehingga, stimulus standar yang lebih besar atau lebih kuat, tambahan yang lebih besar dibutuhkan ntuk mendapatkan sebuah perbedaan yang benar-benar nyata. Rumus untuk hukum Weber adalah , dimana adalah intensitas standar; atau delta adalah ukuran kenaikan yang menghasilkan JND. Weber menemukan bahwa tiap dimensi stimulus memiliki sebuah nilai karakteristik untuk rasio ini. Alam rumus ini, adalah rasio tersebut, atau konstanta Weber, untuk dimensi stimulus tertentu. Hukum Weber memberikan perkiraan yang baik, tapi bukan solusi sempurna pada data eksperimental, atau bagaimana ukuran JND meningkat seiring intensitas (sebagian besar masalah dengan hukum muncul ketika intensitas stimulus menjadi sangat tinggi).
Anda melihat pada tabel 4.2 bahwa kontanta Weber ( ) memiliki nilai yang berbeda-beda untuk dimensi sensoris yang berbeda-beda pula – nilai yang lebih kecil berarti bahwa orang dapat mendeteksi perbedaan yang lebih kecil. Sehingga tabel ini memberitahu anda bahwa anda bisa membedakan dua frekuensi suara lebih seksama daripada intensitas cahaya, yang pada gilirannya dapat dideteksi dengan JND yang lebih kecil daripada bau atau rasa. Perusahaan minuman anda akan membutuhkan jumlah yang relatif besar dari gula tambahan untuk menghasilkan cola yang jelas lebih manis.
• Dari peristiwa-peristiwa fisik ke peristiwa-peristiwa mental
Review kita tentang psikofisika telah membuat anda tahu tentang misteri utama dari sensasi: bagaimana energi fisika memunculkan pengalaman psikologis tertentu? Misalnya, bagaimana berbagai panjang gelombang cahaya dalam fisika memunculkan pengalaman bagi anda dapat melihat sebuah pelangi? Sebelum kita memperhatikan domain sensoris spesifik, maka kami berharap memberikan kepada anda sebuah wawasan tentang alur informasi dari peristiwa-peristiwa fisik – gelombang cahaya dan suara, senyawa kimia kompleks, dll – ke peristiwa-peristiwa mental – pengalaman anda tentang penglihatan, suara, rasa dan bau.
Konversi dari satu bentuk energi fisika, seperti cahaya, menjadi bentuk lain, seperti impuls-impuls syaraf, dinamakan transduksi (transduction). Karena semua informasi sensoris ditransduksi ke dalam jenis impuls-impuls syaraf yang identik, maka otak anda membedakan pengalaman-pengalaman sensoris memberikan area khusus dari korteks untuk tiap domain sensoris. Untuk tiap domain, para peneliti berusaha menemukan bagaimana transduksi energi fisika kedalam aktivitas elektrokimia dari sistem syaraf yang memunculkan sensasi dari kualitas yang berbeda-beda (lebih baik merah daripada hijau) dan kuantitas yang berbeda-beda (lebih baik keras daripada pelan).
Sistem sensoris memberikan alur dasar informasi yang sama. Gerakan untuk suatu sistem yang dirasakan merupakan deteksi atas suatu kejadian lingkungan, atau stimulus. Stimulus lingkungan dideteksi dengan reseptor sensoris khusus. Reseptor sensoris merubah bentuk fisik sinyal sensoris menjadi sinyal selular yang dapat diproses oleh sistem syaraf. Sinyal selular ini memberikan kontribusi pada level neuron yang lebih tinggi yang mengintegrasikan informasi dari unit-unit detekstor yang berbeda-beda. Pada tahapan ini, neuron mengekstrak informasi tentang kualitas dasar stimulus, seperti ukurannya, intensitas, bentuk, dan jarak. Jauh kedalam sistem sensoris, informasi dikombinasi ke dalam kode yang lebih kompleks yang dilalui pada area spesifik dari sensoris dan asosiasi korteks otak.
Sekarang kita beralih pada domain sensoris spesifik.
Sistem visual
Penglihatan adalah perasaan yang paling komplek, sangat dikembangkan dan penting bagi manusia dan ciptaan lainnya yang bergerak. Hewan dengan penglihatan yang baik memiliki keuntungan evolusioner yang sangat banyak jumlahnya. Penglihatan yang baik membantu hewan untuk mendeteksi mangsa mereka atau predator dari suatu jarak. Penglihatan memungkinkan manusia untuk mengetahui perubahan sifat dalam lingkungan fisik dan beradaptasi perilaku mereka dengan tepat. Penglihatan juga merupakan hal yang paling banyak dipelajari dari semua rasa.
• Mata manusia
Mata adalah kamera bagi gambar bergerak otak tentang dunia (lihat gambar 4.9). sebuah kamera memandang dunia melalui sebuah lensa mengumpulkan dan memfokuskan cahaya. Mata juga mengumpulkan dan memfokuskan cahaya-cahaya yang masuk kedalam kornea, bagian menonjol transparan di depan mata. Kemudian memasukkan kedalam bilik anterior, yang berisi cairan bening yang disebut aqueous humor. Cahaya kemudian masuk ke dalam pupil, bagian terbuka dari iris yang tidak tembus cahaya. Untuk memfokuskan sebuah kamera maka anda menggerakkan lensannya lebih dekat atau lebih jauh dari obyek yang diamati. Untuk memfokuskan cahaya dalam mata, lensa kristal yang berbentuk seperti kacang buncis berubah bentuknya, menipis untuk fokus pada objek yang jauh dan menebal untuk fokus pada benda dekat. Untuk mengontrol jumlah cahaya yang masuk ke dalam kamera, maka anda merubah pembukaan lensa. Pada mata, otot lempeng dari iris mengubah ukuran pupil, terbuka ketika cahaya memasuki bola mata. Pada bagian dari tubuh mata merupakan film fotosensitif yang merekam berbagai cahaya yang masuk ke dalam lensa. Sama halnya pada mata, cahaya melewati vitreous humor, akhirnya masuk ke retina, satu lapis tipis yang membuat garis dinding belakang dari bola mata.
Sebagai mana yang anda lihat, sifat dari sebuah kamera dan mata sangat mirip. Sekarang mari kita menguji komponen-komponen dari proses penglihatan lebih detail.
• Pupil dan lensa
Pupil adalah bagian terbuka dalam iris dimana cahaya masuk. Iris membuat pupil membesar dan mengecil untuk mengontrol jumlah cahaya yang masuk ke dalam bola mata. Cahaya yang masuk melalui pupil difokuskan oleh lensa melalui retina; lensa memutar balik bagian-bagiannya. Lensa adalah bagian paling penting karena kemampuan memfokuskannya yang sangat beragam untuk objek dekat dan jauh. Otot siliary dapat merubah ketebalan lensa dan sifat-sifat optiknya dalam sebuah proses yang disebut akomodasi.
Orang dengan akomodasi normal memiliki rentang fokus sekitar 3 inchi di depan hidung meraka sampai sejauh mungkin yang dapat mereka lihat. Namun kebanyakan orang menderita masalah akomodasi. Misalnya, orang yang berpenglihatan dekat memiliki rentang akomodasi yang bergeser lebih dekat dengan mereka sehingga konsekuensinya tidak dapat melihat dengan baik obyek yang jauh; orang yang berpenglihatan jauh memiliki rentang akomodasi yang bergeser lebih jauh dari mereka sehingga mereka tidak dapat fokus secara normal pada benda-benda yang dekat. Penuaan juga membawa pada permasalahan dalam akomodasi. Lensa mulai jelas, tranparan, dan cembung. Namun, seiring bertambahnya usia lensa menjadi lebih suram dan berwarna, buram, dan melebar, dan kehilangan elastisitasnya. Pengaruh dari beberapa perubahan ini adalah lensa tidak dapat cukup menebal untuk penglihatan jarak dekat. Ketika usia seseorang melebihi 45 tahun, poin dekat – poin terdekat dimana mereka bisa fokus dengan jelas – menjadi semakin jauh.
• Retina
Anda memandang dengan mata anda tetapi melihat dengan otak anda. Mata mengumpulkan cahaya, memfokuskannya, dan mulai sebuah sinyal syaraf pada caranya ke arah otak. Oleh karena itu fungsi kritis mata adalah untuk mengubah informasi tentang dunia dari gelombang cahaya menjadi sinyal-sinyal syaraf. Ini terjadi di retina, di bagian belakang mata. Dalam mikroskop, anda bisa melihat bahwa retina memiliki beberapa lapisan yang sangat tergonasir dari jenis-jenis neuron yang berbeda-beda.
Konversi dasar dari energi cahaya menjadi respons syaraf ditampilkan dalam retina anda sel batang (rod) dan sel kerucut (cone) – sel reseptor yang sensitif terhadap cahaya. Fotoreseptor ini ditempatkan dengan begitu unik dalam sistem penglihatan antara dunia luar, terang benderang dengan cahaya, dan dunia di dalam dari proses syaraf. Karena kadang kala anda bekerja dalam ruang yang gelap dan kadang kala pada cahaya terang, alam telah memberikan dua cara dalam memproses cahaya, sel batang dan sel kerucut (lihat gambar 4.10). 120 juta sel batang tipis bekerja sangat baik pada lingkungan yang gelap. 7 juta sel kerucut tebal dikhususkan untuk hari yang terang, penuh warna.
Anda mengalami perbedaan antara fungsi sel batang dan sel kurucut anda tiap kali anda mematikan lampu untuk pergi tidur di malam hari. Anda telah menyatakan bahwa seringkali saat pertama kali melihat anda tidak dapat melihat banyak benda dengan lampu yang masih suram, tapi setelah beberapa waktu sensitivitas penglihatan anda meningkat lagi. Anda tengah melakukan proses adaptasi di ruang gelap – peningkatan secara bertahap sensitivitas mata setelah perubahan ilmunasi dari terang ke gelap. Adaptasi di ruang gelap terjadi karena, ketika berada di ruang gelap, sel batang anda menjadi lebih sensitif daripada sel kerucut anda; selama beberapa waktu, sel batang anda mampu merespons sedikit cahaya dari lingkungan daripada sel kerucut anda.
Dekat bagian tengah retina adalah bagian kecil yang disebut fovea, yang tidak terdiri dari apapun melainkan sel kerucut – bebas sel batang. Fovea adalah bagian dari penglihatan anda yang paling tajam – baik warna maupun spatial secera detail mendeteksi lebih akurat. Sel-sel lainnya pada retina anda bertanggung jawab untuk mengintegrasikan informasi dari bagian-bagian sel batang dan sel kerucut. Sel-sel bipolar merupakan sel-sel syaraf yang mengkombinasikan impuls-impuls dari berbagai reseptor dan mengirim hasilnya ke sel-sel ganglion. Tiap sel ganglion kemudian mengintegrasikan impuls dari satu sel bipolar atau lebih ke dalam kecepatan tembakan tunggal. Sel kerucut di bagian tengah fovea mengirim impulsnya kepada sel ganglion di daerah itu sementara, lebih jauh pada perifer retina, sel batang dan kerucut bertemu pada sel ganglion dan bipolar yang sama. Akson dari sel ganglion menyusun syaraf optik, yang membawa informasi visual keluar dari mata dan kembali ke otak.
Sel horizontal (horizontal cells) dan amakrin (amacrine cells) anda mengintegrasikan informasi di dalam retina. Daripada mengirim sinyal ke otak, sel horizontal menghubungkan satu sama lain reseptor-reseptor, dan sel imacrine menghubungkan sel bipolar yang satu dengan sel bipolar lainnya dan antara sel ganglion yang satu dengan sel ganglion lainnya.
Sebuah keingintahuan yang menarik dalam desain anatomis dari retina dimana syaraf optik meninggalkan tiap mata. Bagian ini, diseput dengan piringan optik (optic disk), atau bintik buta (blind spot), yang tidak terdapat sel-sel reseptor sama sekali. Anda tidak mengalami kebutaan di sini, kecuali dalam keadaan yang sangat khusus, untuk dua alasan: pertama, bintik buta dari kedua mata diposisikan sedemikian sehingga reseptor pada tiap mata menunjukkan sesuatu yang hilang/terlewatkan di bagian yang lain; kedua, otak memenuhi bagian ini dengan informasi sensoris yang sesuai dari area sekitar.
Untuk menemukan bintik buta anda, anda akan mendapatinya pada gambar 4.11 dalam kondisi penglihatan khusus. Peganglah buku ini di sepanjang lengan, tutup mata anda sebelah kanan, rasakan tepian gambar dengan mata anda sebelah kiri ketika anda membawa buku itu pelan-pelan mendekat. Ketika tanda dollar berada di bintik buta nada, maka ini akan menghilang, tapi anda akan mengalami tidak ada celah lubang dibidang penglihatan anda. Bahkan, sistem visual anda memenuhi area ini dengan latar belakang putih dari area yang mengelilingi sehingga anda melihat putih, yang sebenarnya tidak ada di sana, sementara gagal melihat uang anda, yang seharunya anda simpan di bank sebelum anda kehilangannya!
Untuk demonstrasi satu detik bintik buta anda, gunakan prosedur yang sama untuk fokus pada tanda plus pada gambar 4.4. Ketika anda menarik buku mendekati anda, apakah anda melihat celah itu menghilang dan garis memenuhi semuanya?
• Proses-proses di dalam otak
Destinasi terakhir dari begitu banyak informasi visual adalah bagian cuping okipital dari otak yang disebut dengan korteks visual (visual cortex) primer. Namun, sebagian besar informasi meninggalkan retina masuk ke dalam bagian otak lainnya sebelum sampai pada korteks visual. Mari kita telusuri jalan kecil yang dilalui informasi visual.
Jutaan akson dari sel-sel ganglion dari tiap syaraf optik (optic nerve) bersama-sama dalam optic chiasma, yang menyerupai huruf yunani (chi, diucapkan kye). Akson pada tiap syaraf optik dibagi ke dalam dua bendel pada optic chiasma. Setengah dari serat dari tiap retina masih berada di sisi tubuh ketika mereka dimulai. Akson yang berasal dari setengah bagian dalam tiap mata diteruskan ke garis tengah sebagaimana mereka meneruskan perjalanannya ke arah belakang otak (lihat gambar 4.12).
Dua bendel serat ini, yang sekarang terdiri dari akson dari kedua mata, dinamai ulang lintasan/bidang optik (optic tract). Lintasan optik mengirimakan informasi pada dua tandan sel dalam otak. penelitian mendukung teori bahwa analisis visual dipisahkan menjadi dua jalan kecil untuk rekognisi bidang (pattern recognition) – bagaimana sebuah benda dilihat – dan rekognisi tempat (place recognition) – dimana suatu benda berada (Pasternak dkk, 2003; Rao dkk, 1997). Divisi dalam rekognisi bidang dan tempat memberi anda satu contoh cara dimana sistem visual anda terdiri dari beberapa subsistem terpisah yang menganalisis aspek-aspek yang berbeda dari gambaran retina yang sama. Meskipun persepsi akhir anda adalah sebuah pemandangan visual yang dipersatukan, penglihatan anda tentang hal tersebut disempurnakan melalui induk dari jalur kecil dalam sistem visual anda, yang dalam kondisi normal terkoordinasi dengan sangat halus.
Tugas perintis pada bagaimana sistem visual anda memasangkan bersama informasi dari dunia sebagaimana yang dilakukan oleh David Hubel dan Torsten Wiesel, psikolog sensoris yang memenangkan hadiah Nobel pada tahun 1981 untuk studinya tentang bidang reseptif / mau menerima (receptive fields) alam korteks visual. Bidang reseptif dari sebuah sel adalah area dalam bidang visual yang menerima stimulasi. Sebagaimana yang ditunjukkan pada gambar 4.13, Hubel dan Wiesel menemukan bawa sel pada level yang berbeda-beda dari sistem visual merespon begitu kuat pada bidang stimulasi yang berbeda-beda. Misalnya, salah satu jenis sel kortikal, sel sederhana, merespon dengan sangat kuat pada garis cahaya dalam orientasi favorit mereka (lihat gambar 4.13). Sel kompleks (complex cells) masing-masing juga mempunyai orientasi favorit, tapi mereka memerlukan sama baiknya ketika garis itu bergerak. Sel hiperkompleks (hypercomplex cells) dibutuhkan dalam menggerakan garis dari satu panjang tertentu atau bergerak ke sudut atau ujung. Sel memberikan jenis-jenis informasi pada pusat visual yang lebih tinggi pada otak yang pada akhirnya memungkinkan otak untuk mengenali obyek pada dunia visual.
Pengembangan dalam menggambarkan teknik yang kami gambarkan pada bab 3 telah memungkinkan peneliti untuk menemukan bagian dari korteks yang khususnya merespon bahkan terhadap gambar lingkungan yang lebih kompleks.
__________________________________________________________________
Pemrosesan visual dalam tubuh manusia
Berhentilah sejenak untuk melihat tangan anda. Sekarang fokuskan pada obyek lain di ruangan. Jika sekelompok peneliti benar, maka salah satu bagian tertentu dari otak anda dinyalakan dan dimatikan bersamaan dengan anda mengalihkan fokus anda pada tangan anda – satu bagian dari tubuh – kepada sebuah obyek dari sebuah kategori berbeda (Downing dkk, 2001). Untuk menguji hipotesa ini, para peneliti mengumpulkan data fMRI dengan rentang gambar yang ditunjukkan dalam gambar 4.14. Gambar fMRI dari otak menunjukkan bahwa sebuah bagian dari korteks pada perbatasan antara cuping occipital dan temporal secara selektif menjadi aktif terhadap penggambaran tubuh manusia (A – F). Pengecualian pada penemuan ini adalah muka (G) dan bagian dari muka (M). Bagian lain otak nampak menentukan pemrosesan wajah manusia.
__________________________________________________________________
Manusia sangatlah penting bagi manusia yang lain – yang mungkin menjelaskan mengapa bagian otak tertentu dicurahkan untuk memproses wajah dan tubuh manusia. Namun, peneliti masih tidak mengetahui jika bagian tersebut memiliki fungsi khusus pada saat kelahiran atau jika fungsi tersebut merupakan produk dari pengalaman sepanjang hayat.
Sekarang anda telah mepelajari dasar dari bagaimana informasi visual didistribusikan dari mata ke berbagai bagian otak. Para peneliti masih harus mempelajari: terdapat sekitar 30 subdivisi anatomis dari korteks visual primata, dan teori yang beragam tentang bidang komunikasi diantara area tersebut (Hilgetag dkk, 1996). Sekarang, kita beralih pada aspek tertentu dari dunia visual. Salah satu sifat yang paling menonjol dari sistem visual manusia adalah pengalaman anda tentang bentuk, warna, posisi, dan kedalam didasarkan pada pemrosesan informasi sensoris yang sama dengan cara yang berbeda-beda. Bagaimanakah transformasi bisa terjadi yang memungkinkan anda untuk melihat sifat dunia visual yang berbeda ini?
• Melihat warna
Obyek fisika nampak memiliki sifat yang sangat bagus jika dilukis dengan warna. Anda seringkali memiliki kesan tentang obyek yang berwarna terang – benda Valentin berwarna merah, pohon cemara hijau, telur burung murai berwarna biru – tapi pengalaman jelas anda tentang warna didasarkan pada pencahayaan sinar pada obyek ini direfleksikan ke dalam reseptor sensoris anda. Warna diciptakan ketika otak anda memproses informasi yang dikode dalam sumber cahaya.
__________________________________________________________________
Dapatkah teknologi memulihkan penglihatan?
Pada bulan Desember tahun 1999 beberapa agensi baru melaporkan bahwa Stevie Wonder, bintang pop yang buta sejak lahir, berharap dapat melakukan sebuah prosedur pembedahan eksperimental yang akan memulihkan penglihatannya. Dalam prosedur, yang dikembangkan oleh Wentai Liu, Mark Humayun, dan tim-nya dari para peneliti (Liu dkk, 2000), sebuah microchip kecil dihubungkan langsung dengan retina untuk menggantikan fungsi dari sel batang dan sel otak yang telah dilumpuhkan oleh penyakit. Sayangnya, karena lamanya waktu ketika dia buta, Wonder terbukti bukan kandidat yang baik untuk prosedur ini. Namun, teknik tersebut memegang janjinya untuk orang yang mengalami putus kontak dengan sistem visual masih tetap utuh.
Kebanyakan orang buta menjadi benar-benar buta karena sel reseptor pada retina mereka – sel batang dan sel kerucut – telah kalah dengan penyakit degeneratif. (kebutaan Wonder adalah sebuah konsekuensi dari terlalu banyak oksigen yang disalurkan pada inkubator dimana ia ditempatkan sementara setelah lahir). Namun, bahkan ketika reseptor sensoris berheti berfungsi, bagian sel lainnya pada lintasan visual – seperti sel bipolar dan sel ganglion – tetap bertahan pada kecepatan tinggi. Memberikan struktur dari retina (lihat gambar 4.10), sel-sel lain ini dapat diakses untuk stimulasi listrik langsung. Microchip yang dikembangkan oleh Liu, Humayun, dan koleganya sebenarnya menyatakan bahwa: ini memberikan satu bidang stmulasi listrik yang menggantikan input dari sel batang dan sel kerucut yang tidak berfungsi.
Keseluruhan sistem, dikenal dengan Multiple-Unit Artificial Retina Chipset (MARC), memiliki beberapa komponen yang berfungsi baik dari sisi dalam maupun luar bola mata. Misalnya, sebuah miniatur video kamera menagkap gambar dari lingkungan. Gambar ini diprose dan dikirim kepada microchip yang diimplankan dengan pembedahan pada retina di belakang mata. Microchip menstimulasi sel ganglion dalam sebuah kisi yang berfungsi dalam sebuah cara yang dapat dibandingkan dengan operasi sebuah TV atau layar komputer: tiap elemen tersusun – tiap pixel – dapat memberikan nilai yang berbeda-beda dari warna abu-abu untuk memberikan satu rentang sensasi visual.
Sebagaimana yang mungkin anda duga, prosedur MARC tidak akan memulihkan penglihatan sepenuhnya seperti cara yang dinyatakan dalam artikel tentang Stevie Wonder. Jumlah informasi yang diberikan oleh alat tersebut cukup terbatas dibandingkan dengan apa yang biasa anda dapatkan dari jumlah sel batang dan kerucut ada yang begitu banyak jumlahnya. Namun, partisipan dalam percobaan eksperimental MARC telah mampu mengidentifikasi gambar dan bentuk sederhana. Harapannya adalah MARC tersebut akan memulihkan fungsi visual setidaknya pada poin dimana orang dapat menavigasikan melalui lingkungan mereka dan membaca teks dengan cetakan besar. Untuk jutaan orang di seluruh dunia yang menderita oleh penyakit yang menyebabkan degenerasi sel batang dan kerucut, dengan menggunakan teknologi MARC mungkin sangat membantu memberikan satu maksud berbakat untuk membantu mempertahankan fungsi visual
__________________________________________________________________
Panjang Gelombang dan Warna-warni
Cahaya yang anda lihat hanyalah sebagian kecil dari dimensi fisika yang disebut spektrum elektromagnetik (lihat gambar 4.15). Sistem visual anda tidak dilengkapi untuk mendeteksi jenis gelombang lain dari spektrum ini, seperti sinar-X, gelombang mikro, dan gelombang radio. Sifat fisika yang membedakan jenis energi elektromagnetik, termasuk cahaya, adalah panjang gelombang (wavelenght), jarak antara puncak dari dua gelombang yang berdekatan. Panjang gelombang memungkinkan cahaya untuk diukur dalam nanometer (yang kesemilyar dalam satu meter). Apa yang anda lihat sebagai cahaya adalah panjang gelombang dari 400 – 700 nanometer. Sinar cahaya dari penjang gelombang fisika tertentu memberikan pengalaman warna tertentu – misalnya, violet – biru pada akhir bagian yang lebih rendah dan merah – orange pada akhir bagian yang lebih tinggi. Sehingga, cahaya digambarkan secara fisik dalam istilah dari panjang gelombang, bukan warna; warna ada hanya dalam interpretasi sistem sensoris anda tentang panjang gelombang.
Semua pengalaman tentang warna dapat digambarkan dalam istilah dari tiga dimensi dasar: warna-warni (hue), titik jenuh (saturation), dan kecermelangan (brightness). Warna-warni adalah dimensi menangkap pengalaman kualitatif tentang warna dari satu cahaya. Pada cahaya murni yang hanya terdiri dari satu panjang gelombang (seperti sinar laser), pengalaman psikologis tentang warna-warni dihubungkan langsung dengan dimensi fisika dari panjang gelombang cahaya. Gambar 4.16 menunjukkan warna-warni yang disusun dalam sebuah lingkaran warna. Warna-warni itu dirasakan paling mirip pada posisi yang berdekatan. Orde ini mencerminkan orde dari warna-warni dalam spektrum. Titik jenuh adalah dimensi psikologis yang menangkap kemurnian dan kejelasan dari sensasi warna. Warna yang kental memiliki titik jenuh terbesar; warna-warna mati, keruh, dan pastel memiliki jumlah titik jenuh sedang; dan abu-abu memiliki titik jenuh nol. Kecemerlangan adalah dimensi pengalaman warna yang menangkap intensitas cahaya. Putih memiliki kecermelangan paling banyak; sedangkan hitam paling sedikit. Ketika warna dianalisis sepanjang tiga dimensi ini, penemuan yang luar biasa menemukan: manusia mampu membedakan 7 juta warna yang berbeda secara visual! Namun, kebanyakan orang hanya dapat memberi nama sejumlah kecil dari warna tersebut.
Mari kita jelaskan beberapa fakta tentang pengalaman sehari-hari anda tentang warna. Pada poin yang sama dalam pendidikan ilmu pengatahuan anda tentang warna, anda mungkin telah mengulang penemuan Sir Isaac Newton bahwa sinar matahari mengkombinasikan semua panjang gelombang dari warna: anda mengulangi pembuktian Newton dengan menggunakan sebuah prisma untuk memisahkan sinar matahari ke dalam pelangi yang penuh warna. Prisma menunjukkan bahwa kombinasi yang benar dari panjang gelombang akan menghasilkan warna putih. Kombinasi dari panjang gelombang disebut campuran warna tambahan. Lihatlah gambar 4.16. Panjang gelombang yang nampak langsung saling berbatasan dengan yang lain pada lingkaran warna – disebut warna komplementer – akan menciptakan sensasi cahaya putih ketika digabungkan. Apakah anda ingin membuktikan pada diri anda sendiri keberadaan warna komplementer? Perhatikan gambar 4.17. Bendera warna hijau – kuning – hitam semestinya memberi anda pengalaman tentang negative-afterimage (setelah gambaran disebut negatif karena berlawanan dengan warna aslinya). Untuk alasan tersebut, kami akan menjelaskan kapan kami mempertimbangkan teori tentang penglihatan warna, ketika anda menatap suatu warna cukup lama terhadap kepenatan parsial fotoreseptor anda, lihatlah permukaan putih akan memungkinkan anda mengalami komplemen dari warna asli.
Anda mungkin menyatakan bahwa afterimage dari waktu ke waktu dalam kedapatan anda terhadap warna. Namun sebagian besar pengalaman anda tentang warna, tidak berasal dari cahaya komplementer. Bahkan, anda menyempatkan waktu anda bermain dengan warna dengan mengkombinasikan krayon dan menggambar warna-warni yang berbeda. Warna yang anda lihat ketika anda melihat tanda krayon, atau permukaan warna lainnya, adalah panjang gelombang dari cahaya yang tidak diserap oleh permukaan. Meskipun krayon warna kuning nampak sangat kuning, ini memungkinkan panjang gelombang lain lepas dan muncul pada sensasi warna hijau. Sama halnya, krayon biru memungkinkan satu panjang gelombang lepas dan biru menyerap kuning – panjang gelombang yang tidak diserap akan nampak hijau! Fenomena ini disebut subtractive color mixture (campuran warna subtraktif). Panjang gelombang yang tersisa adalah yang tidak diserap – panjang gelombang yang direfleksikan – menjadikan krayon mencampur warna yang anda rasakan. Beberapa aturan tentang pengalaman warna ini tidak diterapkan pada orang yang terlahir dengan kekurangan warna. Kebutaan warna adalah ketidakmampuan parsial atau total untuk membedakan warna. Pengaruh setelah melihat gambar yang negatif dari melihat bendera hijau, kuning dan hitam tidak bekerja jika anda buta warna. Kebutaan warna biasanya cacat yang dihubungkan dengan hereditas yang diasosiasika dengan satu gen pada kromosom X. Karena laki-laki mempunyai kromosom X tunggal, maka mereka lebih cenderung mengalami kebutaan warna daripada wanita untuk menunjukkan sifat resesif ini. Wanita akan membutuhkan agar mengalami cacat gen pada kedua kromosom X untuk buta warna. Satu perkiraan untuk kebutaan warna diantara laki-laki Caucasia adalah sekitar 8%, tapi hanya 0,5% pada wanita (Coren dkk, 1999).
Sebagian besar kebutaan warna melibatkan kesulitan membedakan warna merah dari hijau, khusunya pada titik jenuh lemah. Yang lebih langka adalah orang yang bingung antara warna kuning dan biru. Sangat jarang dari semua ini adalah orang yang tidak melihat warna sama sekali, hanya variasi dalam keterangan / kecemerlangan. Sekarang mari kita lihat bagaimana ilmuwan menjelaskan fakta tentang penglihatan warna seperti warna komplementer dan kebutaan warna.
Teori-teori tentang Penglihatan Warna
Teori ilmiah pertama kali tentang penglihatan warna dikemukakan oleh Sir Thomas Young sekitar tahun 1800. Dia menyatakan bahwa terdapat tiga jenis reseptor warna pada mata manusia normal yang menghasilkan sensasi primer secara psikologis: merah, hijau dan biru. Dia yakin, semua warna lainnya adalah kombinasi tambahan dan subtraktif dari ketiga warna primer ini. Teori Young kemudian dimurnikan dan dikembangkan oleh Hermann von Helmholtz dan kemudian terkenal dengan teori trikromatik (trichromatic theory) Young-Helmholtz.
Teor trikromatik memberikan penjelasan yang masuk akal untuk sensasi warna seseorang dan untuk kebutaan warna (menurut teori, orang yang buta warna hanya memiliki satu atau dua jenis reseptor). Namun, fakta dan observasi lainnya tidak begitu baik dijelaskan oleh teori ini. Mengapa adaptasi pada satu warna menghasilkan afterimage warna yang memiliki warna-warni komplementer? Mengapa orang yang buta warna selalu gagal membedakan pasangan warna: merah dan hijau atau biru dan kuning?
Jawaban untuk pertanyaan ini menjadi landasan bagi teori yang kedua tentang penglihasan warna yang dikemukakan oleh Ewald Hering pada akhir tahun 1800an. Menurut teori proses-bertentangan-nya, semua pengalaman warna muncul dari tiga sistem yang melandasi, masing-masing meliputi dua elemen yang saling bertentangan/berlawanan: merah vs hijau, biru vs kuning, atau hitam (tidak berwarna) vs putih (semua warna). Hering menyusun teori bahwa warna menghasilkan afterimage komplementer karena salah satu elemen dari sistem menjadi lelah (dari stimulasi berlebihan) dan sehingga meningkatkan kontribusi relatif dari elemen lawannya. Menurut teori Hering, jenis kebutaan warna muncul pada pasangan ini karena sistem warna sebenarnya dibangun dari pasangan yang berlawanan, bukan dari warna primer tunggal.
Selama bertahun-tahun, ilmuwan mempertentangkan kegunaan dari teori itu. Sebenarnya, para ilmuan mengetahui bahwa teori tersebut tidak benar-benar bertentangan; mereka menggambarkan dengan sederhana dua tahapan yang berbeda dari pemrosesan yang dihubungkan dengan struktur psikologis berturut-turut dalam sistem visual (Hurvich & Jameson, 1974). Sekarang kita tahu, misalnya, bahwa di sana terdapat, tiga jenis sel kerucut. Meskipun ketiga jenis tersebut masing-masing merespon pada satu rentang panjang gelombang, masing-masing sangat sensitif terhadap cahaya pada panjang gelombang tertentu. Respon sdari jenis sel kerucut ini menegaskan prediksi Helmholtz dan Young bahwa penglihatan warna didasarkan pada tiga jenis reseptor warna. Orang yang buta warna kekurangan salah satu atau lebih jenis sel kerucut reseptor ini.
Kita sekarang juga tahu bahwa sel ganglion retina mengkombinasikan hasil dari ketiga jenis sel kerucut ini sesuai teori proses-berlawanan Hering (DeValois & Jacobs, 1968). Menurut teori proses-berlawanan versi kontemporer, sebagaimana yang dikemukakan oleh Leo Hurvich dan Dorothea Jameson (1974), dua anggota dari tiap pasangan warna bekerja secara berlawanan (merupakan lawan) dengan hambatan syaraf. Beberapa sel ganglion menerima input yang bersifat membangkitkan dari cahaya yang nampak merah dan input yang bersifat menghambat dari cahaya yang nampak hijau. Sel lainnya dalam sistem memiliki susunan yang berlawanan dari eksitasi dan inhibisi. Bersama-sama, kedua jenis sel ganglion ini membetuk dasar psikologis dari sistem proses-berlawanan merah/hijau. Sel ganglion lainnya menyusun sistem berlawanan biru/kuning. Sistem hitam/putih memberikan kontribusi pada persepsi anda tentang titik jenuh dan kecermelangan warna.
Sekarang kita beralih dari dunia penglihatan ke dunia suara.

PENDENGARAN
Pendengaran dan penglihatan memainkan fungsi komplementer dalam pengalaman anda tentang dunia. Anda seringkali mendengar stimulus sebelum melihatnya, terutama jika mereka terjadi di belakang anda atau di sisi lain dari obyek tembus cahaya seperti dinding. Meskipun penglihatan adalah lebih baik daripada pendengaran untuk mengidentifikasi sebuah obyek ketika ini berada dalam bidang pemandangan, maka anda seringkali hanya melihat obyek karena anda telah menggunakan telinga anda untuk mengarahkan mata anda pada arah yang benar. Untuk memulai bahasan kita tentang pendengaran, kami menggambarkan energi fisika yang sampai pada mata anda.
• Fisika tentang suara
Tepukkan tangan anda. Bersiulah. Ketukkan pensil anda di meja. Mengapa tindakan-tindakan ini menghasilkan suara? Alasannya adalah karena mereka menyebabkan obyek tersebut bergetar. Energi vibrasi/getar ditransmisikan ke media sekeliling – biasanya udara – sebagai obyek yang bergetar mendorong molekul-molekul dari medium kembali dan seterusnya. Menghasilkan perubahan tipis dalam tekanan yang disebarkan keluar dari obyek yang bergetar dalam bentuk sebuah kombinasi gelombang sinus yang merambat sekitar 1.100 kaki per detik (lihat gambar 4.18). suara tidak dapat diciptakan dalam sebuah ruang vakum/hampa udara (sperti angkasa luar) karena di sana tidak terdapat molekul udara dalam sebuah ruang vakum untuk obyek yang bergetar itu bergerak.
Sebuah gelombang sinus memiliki dua sifat fisika dasar yang menentukan bagaimana suara itu sampai pada anda: frekuensi dan amplitudo. Frekuensi mengukur jumlah siklus gelombang sempurna dalam satu jumlah waktu. Satu siklus, sebagaimana yang diindikasikan pada gambar 4.18, adalah jarak dari kiri ke kanan dari puncak gelombang yang satu ke puncak pada gelombang berikutnya. Frekuensi suara biasanya diekspresikan dalam hertz (Hz), yang mengukur siklus perdetik. Amplitudo mengukur sifat fisika dari kekuatan gelombang suara, sebagaimana ditunjukkan pada tinggi puncak – lembah. Amplitudo didefinisikan dalam unit tekanan atau energi suara.
• Dimensi psikologis suara
Sifat fisika dari frekuensi dan amplitudo muncul pada tiga dimensi psikologis dari suara: puncak (pitch), kekerasan suara/kebisingan (loudness), dan timbre/warna nada. Mari kita lihat bagaimana fenomena ini terjadi.
Pitch / puncak nada
Pitch adalah tinggi rendahnya suara yang ditentukan oleh frekuensi suara; frekuensi tinggi akan menghasilkan pitch yang tinggi, dan frekuensi rendah akan menghasilkan pitch rendah. Rentang penuh sensitivitas suara pada nada murni memanjang dari frekuensi serendah-rendahnya 20Hz sampai frekuensi setinggi-tingginya 20.000Hz. (frekuensi di bawah 20Hz mungkin lebih bisa dialami dengan menyentuh vibrasi daripada suara). Anda bisa mendapatkan sebuah perasaan seberapa besar rentang ini dengan menekan 88 kunci pada piano yang hanya mencakup rentang sekitar 30 – 4.000 Hz.
Sebagaimana yang mungkin anda harapkan dari bahasan kita sebelumnya tentang psikofisika, hubungan antara frekuensi (realita fisika) dan pitch (pengaruh psikologis) bukanlah hal yang linear. Pada batas bawah skala frekuensi, meningkatkan frekuensi hanya dengan menambahkan beberapa hertz menyebabkan pitch menjadi kurang begitu jelas. Ada batas tinggi skala frekuensi, anda memerlukan peningkatan yang cukup besar agar dapat mendengar perbedaan pitch. Misalnya, dua tangga nada paling rendah pada sebuah piano hanya berbeda 1,6 Hz, sedangkan dua tangga nada paling tinggi berbeda 235 Hz. Ini adalah contoh lain tentang psikofisika dari perbedaan yang cukup jelas.
Kebisingan
Kebisingan, atau intensitas fisik, dari suatu suara ditentukan oleh amplitudo; gelombang suara dengan amplitudo besar dirasakan sebagai kebisingan dan yang dengan amplitudo kecil sebagai kelembutan. Sistem auditori manusia sensitif terhadap rentang yang sangat besar dari intensitas fisik. Pada satu batasan, anda dapat mendengar denting dari jam tangan dari 20 kaki. Ini adalah ambang batas absolut dari sistem – jika ini lebih sensitif, maka anda akan mendengar darah mengalir di telinga anda. Pada bagian ekstrim lainnya, seorang penumpang pesawat jet mengambil jarak 100 yard masih begitu keras sehingga suaranya begitu menyakitkan. Dalam istilah fisika, unit dari tekanan suara, jet menghasilkan satu gelombang suara juataan kali lebih besar daripada energi yang dihasilkan jarum yang berdentang.
Karena rentang pendengaran begitu besar, intensitas fisik dari suara biasanya diekspresikan dalam rasio daripada jumlah absolut; tekanan suara – indeks level amplitudo yang memunculkan pengalaman kebisingan – diukur dalam unit ang disebut decibels (dB). Gambar 4.19 menunjukkan ukuran decibel dari beberapa representatif suara alam. Ini juga menunjukkan hubungan tekanan suara untuk perbandingan. Anda dapat melihat kedua suara tersebut bebeda 20 dB memiliki tekanan suara dalam suatu rasio 10 – 1. ingat bawa suara lebih keras dari 90 dB dapat menyebabkan kehilangan pendengaran, tergantung pada seberapa lama seseorang mengalaminya.
Timbre / warna nada
Timbre dari suara merefleksikan komponen gelombang suaranya yang kompleks. Timbre dilihat secara terpisah, misalnya, suara piano dari suara seruling. Sejumah kecil stimulus fisika, seperti garpu tala, menghasilkan nada murni yang terdiri dari satu gelombang sinus tunggal. Satu nada murni hanya memiliki satu frekuensi dan satu amplitudo. Kebanyakan suara daam dunia yang sebenarnya bukanlah nada murni. Mereka adalah gelombang kompleks, yang terdiri dari sebuah kombinasi frekuensi dan amplitudo.
Suara yang anda sebut bunyi gaduh tidak mempunyai struktur frekuensi yang jelas, sederhana. Bunyi gaduh meliputi banyak frekuensi yang tidak terhubung secara sistematis. Misalnya, bunyi gaduh statik yang anda dengar antar pemancar radio meliputi energi pada semua frekuensi yang terdengar; anda merasakan ini tidak memiliki pitch arena tidak memiliki frekuensi dasar.
• Psikologi pendengaran
Sekarang anda mengetahui bahwa sesuatu tentang dasar fisika dari pengalaman psikologis nada tentang suara, mari kita lihat bagaimana pengalaman itu muncul dari aktivitas fisiologis dalam sistem auditori. Pertama, kita akan melihat cara telinga bekerja. Kemudian kita akan memperhatikan beberapa teori tentang bagaimana pengalaman pitch diberi kode dalam sistem auditori dan bagaimana suara ditempatkan.
Sistem auditori
Anda baru saja mempelajari bahwa proses sensoris ditransformasi dari energi eksternal kedalam bentuk energi dalam otak anda. Agar anda bisa mendengar, lihat gambar 4.20, empat transformasi dasar energi harus berlangsung: (1) gelombang suara yang ada di udara harus ditranslasikan ke dalam gelombang fluida dalam koklea telinga, (2) gelombang fluida kemudian harus menstimulasi vibrasi mekanis membran basilar, (3) vibrasi ini harus diubah ke dalam impuls listrik, dan (4) impuls ini harus dikirimakan ke korteks auditori. Mari kita uji tiap transformasi secara detail.
Pada transformasi yang pertama, molekul udara yang bergetar memasuki telinga (lihat gambar 4.20). Beberapa suara memasuki kanal eksternal telinga secara langsung dan beberapa masuk setelah direfleksikan oleh bagian eksternal telinga, atau pinna. Gelombang suara disalurkan sepanjang kanal melalui telinga bagian luar sampai mencapai bagian akhir dari kanal. Terdapat pertemuan sebuah membran yang disebut gendang telinga, atau membran timpanik. Variasi tekanan gelombang suara menempatkan gendang telingan ke dalam suatu gerakan. Gendang telinga mengirimakan vibrasi/getran dari bagian luar telinga ke bagian tengah telinga, sebuah bilik yang terdiri dari tiga tulang terkecil pada tubuh manusia: hamemr, anvil dan stirrup. Tulang ini membentuk satu rantai mekanis yang mengirimakan dan mengkonsentrasikan vibrasi dari gendang telinga ke organ primer dalam pendengaran, klokea, yang terletak pada bagian terdalam telinga.
Pada transformasi kedua, yang terjadi di koklea, gelombang suara yang ada di udara (airborne) menjadi “seaborne”. Koklea adalah pipa yang penuh berisi cairan, bergelung yang memiliki satu membran, disebut membran basilar, berada di sepanjang bagian tengah telinga. Ketika stirrup bergetar melawan jendela oval pada bagian dasar koklea, cairan di dalam koklea menyebabkan membran basilar bergerak dalam gerakan menyerupai gelombang (oleh karena itu disebut “seaborne”).
Pada transformasi yang ketiga, gerakan menyerupai gelombang dari membran basilar membelokkan sel berambut kecil dihubungkan dengan membran. Sel berambut adalah sel reseptor untuk sistem auditori. Ketika sel berambut mebelok mereka menstimulasi syaraf akhir, mentranformasikan vibrasi mekanik dari membran basilar kedalam aktivitas syaraf.
Akhirnya, pada transformasi keempat, impuls-impuls syaraf meninggalkan koklea dalam satu bendel serat yang disebut syaraf auditori. Serat-serat ini berkumpul di cochlear nucleus dari batang otak. irip dengan saliyra syaraf dalam sistem visual, stimulasi pada salah satu telinga akan menuju pada kedua sisi otak. sinyal auditori melewati serangkaian nukleus lain pada lintasannya menuju korteks auditori, pada cuping temporal dari cerebral hemisphere. Orde yang lebih tinggi memproses sinyal ini dimulai di korteks auditori. (sebagaimana yang akan anda pelajari secara singkat, bagian lain dari telinga terdapat pada gambar 4.20 memainkan peran pada perasaan lain anda).
Empat transformasi terjadi dalam sistem auditori yang berfungsi sepenuhnya. Namun, jutaan orang menderita beberapa bentuk kerusakan pendengaran, masing-masing disebabkan oleh kerusakan pada satu atau lebih komponen sistem auditori. Jenis keruasakan yang agak serius adalah tuli konduksi (conduction deafness), satu masalah dalam konduksi vibrasi udara pada koklea. Pada jenis kerusakan ini, tulang pada bagian tengah telinga tidak berfungsi dengan baik, satu masalah yang mungkin dapat diperbaiki dengan melalukan pembedahan mikro dengan penempatan tulang anvil atau stirrup buatan. Jenis kerusakan yang lebih serius adalah tuli syaraf (nerve deafness), sebuah kerusakan dalam mekanisme syaraf yang menciptakan impuls syaraf di telinga atau menyampaikannya pada korteks auditori. Kerusakan pada korteks auditori juga dapat menciptakan ketulian syaraf.
Teori-teori tentang persepsi pitch
Untuk menjelaskan bagaimana sistem auditori mengubah gelombang suara menjadi sensasi pitch, para peneliti telah menguraikan dua teori yang berbeda: teori tempat dan teori frekuensi.
Teori tempat (place theory) pertama kali dikemukakan oleh Hermann von Helmholtz pada tahun 1800an dan kemudian dimodifikasi, diperinci, dan diuji oleh georg von Bekesy, yang memenangkan hadian Nobel atas karyanya pada tahun 1961. teori tempat didasarkan pada kenyataan bahwa membran basilar bergerak ketika gelombang suara dikonduksikan melalui bagian paling dalam telinga. Frekuensi yang berbeda-beda menghasilkan gerakan paling banyak pada lokasi tertentu di sepanjang membran basilar. Untuk nada dengan frekuensi tinggi, gerakan gelombang paling besar pada dasar koklea, dimana jendela oval dan bundar ditempatkan. Untuk nada dengan frekuensi rendah, gerakan gelombang terbesar dari membran basilar berada pada ujung yang berlawanan. Sehingga teori tempat menyatakan bahwa persepsi pitch tergantung pada lokasi spesifik pada membran basilar dimana stimulasi terbesar terjadi.
Teori yang kedua, teori frekuensi, menjelaskan pitch dengan kecepatan vibrasi dari membran basilar. Teori ini memprediksikan bahwa satu suara dengan frekuensi 100 Hz akan menyebabkan membran basilar bergetar 100 kali per detik. Teori frekuensi juga memprediksikan bahwa vibrasi dari membran basilar akan menyebabkan neuron untuk bereaksi pada kecepatan yang sama, sehingga kecepatan bereaksi menjadi kode syaraf untuk pitch. Salah satu masalah dengan teori ini adalah neuron seseorang tidak dapat bekerja cukup cepat untuk menghasilkan pitch suara tinggi, karena tidak satupun dari mereka bereaksi melebihi 1.000 kali per detik. Batasan ini menjadikan mustahil bagi neuron untuk membedakan suara di atas 1.000 Hz – tentunya, dimana sistem auditori anda dapat melakukan cukup baik. Batasan ini mungkin berasal dari prinsip volley, yang menjelaskan apa yang mungkin terjadi pada frekuensi tinggi. Prinsip ini menyatakan bahwa beberapa neuron dalam sebuah aksi yang dikombinasikan, atau volley, bereaksi pada frekuensi yang menyesuaikan stimulus nada 2.000 – 3.000 Hz dll (Wever, 1949).
Sesuai teori-teori trikromatik dan proses-berlawanan tetang penglihatan warna, maka teori tempat dan frekuensi masing-masing berhasil aspek yang berbeda dalam pengalaman anda tentang pitch. Teori frekuensi terhitung baik untuk pengkodean frekuensi dibawah 5.000 Hz. Pada frekuensi lebih tinggi, neuron tidak dapat bereaksi cukup cepat dan tepat untuk mengkode sinyal secara memadai, bahkan dalam volley. Teori tempat terhitung baik untuk persepsi pitch pada frekuensi d atas 1.000 Hz. Di bawah 1.000 Hz, membran basilar bergetar dengan lebar sehingga tidak dapat memberikan sinyal yang cukup jelas untuk reseptor syaraf untuk menggunakan sesuai tujuan membedakan pitch. Antara 1.000 – 5.000 Hz, kedua mekanisme dapat beroperasi. Sehingga satu tugas sensoris kompleks dibagi antara dua sistem, yaitu, ketelitian sensoris yang jauh lebih besar daripada yang bisa diberikan sistem itu sendiri. Kemudian kita akan melihat bawa anda juga mempunyai dua sistem syaraf yang berkumpul untuk membantu anda menempatkan suara di lingkungan.
Penempatan Suara
Seandainya anda berjalan melewati kampus dan anda mendengar seseorang memanggil nama anda. Pada kebanyakan kasus, anda segera bisa menempatkan lokasi spatial dari orang yang berbicara. Contoh ini menyatakan seberapa efisien sistem auditori anda melakukan tugas penempatan suara (sound localization) – anda dapat menentukan asal spatial dari kejadian auditori. Anda juga melakukan dua mekanisme: penilaian waktu relatif dan intensitas relatif suara yang sampai pada tiap telinga (Middlebrooks & Green, 1991; Phillips, 1993).
Mekanisme yang pertama melibatkan neuron yang membandingkan waktu relatif dimana suara yang datang sampai pada telinga. Misalnya, suara yang terjadi dari sisi kanan anda, sampai pada telinga kanan dulu baru kiri (lihat poin B pada gambar 4.21). neuron pada sistem auditori dikhususkan untuk bereaksi aktif jeda waktu tertentu antara dua telinga. Otak anda menggunakan informasi tentang perbedaan ini pada waktu kedatangan untuk membuat perkiraan yang tepat untuk kecenderungan asal suara di ruangan.
Mekanisme yang kedua didasarkan pada prinsip dimana suara memiliki intensitas yang sangat besar di telinga yang pertama dimana ia datang – karena kepala anda sendiri menangkap suara bayangan yang memperlemah sinyal. Perbedaan intensitas ini tergantung pada ukuran relatif panjang gelombang dari suatu nada yang dihubungkan ke kepala anda. Nada dengan panjang gelombang besar, frekuensi rendah sebenarnya menunjukkan tidak ada perbedaan intensitas, sedangkan nada dengan panjang gelombang pendek, frekuensi tinggi menunjukkan perbedaan intensitas dapat diukur. Sekali lagi, otak anda memiliki sel yang dikhususkan yang mendeteksi perbedaan intensitas pada sinyal yang sampai pada kedua telinga anda.
Tapi apa yang trejadi ketika suara tidak menciptakan perbedaan waktu ataupun intensitas? Pada gambar 4.21, suara berasal dari poin A akan memiliki sifat ini. Dengan mata tertutup, anda tidak dapat mengatakan lokasinya yang tepat. Sehingga nada harus menggerakkan kepala anda – untuk mereposisi telinga anda – untum memotong simetri dan memberikan informasi yang dibutuhkan untuk penempatan suara.
Adalah menarik untuk menyatakan bahwa ikan lumba-lumba dan kelelawar menggunakan sistem auditori mereka lebih baik daripada sistem visual mereka untuk menempatkan obyek di air yang gelap atau gua yang gelap. Spesies ini menggunakan ekolokasi (echolocation) – mereka memancarkan suara dengan pitch tinggi yang memantul dari obyek, memberikan balikan tentang jarak, lokasi, ukuran, tekstur dan gerakan obyek. Kenyataannya, salah satu spesies kelelawar dapat menggunakan ekolokasi untuk membedakan obyek dengan jarak hanya 0,3 mm (Simmons dkk, 1998).
INDERA ANDA YANG LAIN
Kita telah mencurahkan sebagian besar perhatian pada penglihatan dan pendengaran karena ilmuwan telah mempelajari mereka sepenuhnya. Namun, kemampuan anda baik untuk bertahan hidup dan menikmati lingkungan eksternal berdasarkan perbendaharaan indera anda. Kita akan menutup pembahasan kita tentang sensasi dengan analisis yang jelas tentang beberapa indera anda yang lainnya.
• Penciuman
Anda mungkin bisa membayangkan keadaan dimana anda dengan senang hati menyerahkan indera penciuman anda: apakah anda pernah mempunyai anjing keluarga yang kehilangan pertarungan dengan perasaan tersinggung? Tapi untuk menghindari pengalaman tersebut, anda juga harus menyerahkan penciuman bunga mawar yang segar, popcorn panas lapis mentega, angin laut sepoi-sepoi. Bau – baik sedap atau busuk – pertama kali membuat keberadaan mereka diketahui dengan berinteraksi dengan protein reseptor pada membran olfactory cilia (lihat gambar 4.22). hanya terdiri dari delapan molekul dari suatu zat kimia untuk menginisiasi salah satu impuls-impuls syaraf ini, tapi setidaknya terdapat 40 syaraf ang pada akhirnya harus distimulasi sebelum anda mencium zat kimia. Ketika inisiasi, impuls-impuls syaraf ini menyampaikan informasi bau ini pada olfactory bulb, terletak persis di atas reseptor dan di bawah cuping frontal dari serebrum. Stimulus bau mulai memproses bau dengan menstimulasi masukan senyawa kimia ke dalam saluran ion pada neuron – neuron olfaktori / alat penciuman, dan bahkan sebagaimana yang anda ingat dalam bab 3, menggerakkan sebuah aksi potensial.
Signifikansi dari indera penciuman ini sangat beragam antar spesies. Penciuman kiranya tersusun sebagai sebuah sistem untuk mendeteksi dan menempatkan makanan (Moncrieff, 1951). Manusia nampaknya menggunakan indera penciuman terutama dalam konjungi dengan rasa, untuk melihat dan mencicipi makanan. Namun, bagi kebanyakan spesies, penciuman juga digunakan untuk mendeteksi banyak ciptaan lainnya yang penciuman adalah alat bertahan hidup utama yang memiliki indera penciuman jarak jauh yang lebih tajam daripada pencuman manusia. Penciuman berfungsi dengan baik bagi spesies ini karena makhluk hidup tidak perlu melakukan kotak langsung dengan makhluk hidup lainnya untuk membaui mereka.
Tambahan, penciuman bisa menjadi bentuk komunikasi aktif yang sangat kuat. Anggota dari beberapa spesies dengan mensekresi dan mendeteksi sinyal kimiawi yang disebut feromon. Feromon adalah senyawa kimia yang digunakan dalam seekor spesies untuk penerimaan sinyal seksual, bahaya, batasan wilayah, dan sumber makanan (Luo dkk, 2003). Misalnya, penjantan dari beragam spesies serangga menghasilkan feromon seks untuk memberikan sinyal/tanda bagi betina yang mampu untuk kawin (Farine dkk, 1996; Minckley dkk, 1991). Kita akan meninjau kembali bahasan tentang feromon ketika kita membahas perilaku seksual baik pada manusia maupun selain manusia pada bab 11.
• Perasa
Meskipun ahli pencicip makanan dan anggur dapat membuat pembedaan rasa yang sangat kompleks dan halus, banyak dari sensasi mereka yang sebenarnya adalah penciuman, bukan perasa. Perasa dan penciuman bekerja sama begitu dekat ketika anda makan. Kenyataannya, ketika anda tengah flu, makanan terlihat kurang berasa karena bagian rongga hidung anda tersumbat dan anda tidak dapat mencium bau makanan. Demonstrasikan prinsip ini untuk diri anda sendiri: peganglah hidung anda dan cobalah memberitahu perbedaan antar makanan dari tekstur yang sama tetapi berbeda rasa, sperti sepotong apel dan kulit kentang. Beberapa siswa meninggalkan kampus dengan makanan yang dikenali tidak enak yang melaporkan bahwa menggunakan penyumbat hidung pada makanan membuat semua rasa secara keseluruhan lembut – yang lebih baik dari rasa biasanya.
Permukaan lidah anda dilapisi papillae, yang memberikan tampilan benjol. Kebanyakan jenis papillae ini terdiri atas sekelompok sel-sel reseptor rasa yang disebut taste bud (lihat gambar 4.23). Sel tunggal yang merekam reseptor rasa menunjukkan bahwa sel reseptor seserorang merespons terhadap salah satu dari empat kualitas primer rasa: manis, asam, pahit dan asin (Frank & Nowlis, 1989). Beberapa tahun terakhir, peneliti telah menemukan reseptor untuk lima kualitas dasar rasa, umami (Claudhari, Landin, & Roper, 2000). Umami adalah rasa dari monosodium glutamate (MSG), bahan kimia yang selalu ditambahakan pada makanan-makanan Asia dan terjadi secara alami dalam makanan kaya protein, sperti daging, makanan laut, dan keju masak. Meskipun sel-sel reseptor untuk lima kualitas rasa mungkin memberikan respon kecil terhadap rasa yang lain, respons terbaik sebagian besar mengkode kualitas secara langsung. Di sana nampak untuk memisahkan sistem transduksi untuk tiap kelas-kelas dasar dari rasa (Bartoshuk & Beauchamp, 1994).
Reseptor rasa disa rusak oleh banyak hal yang anda masukkan dalam mulut, seperti alkohol, asap rokok, dan asam. Untungnya, reseptor rasa anda mendapatkan ganti tiap beberapa hari – bahkan lebih sering daripada reseptor bau. Meskipun begitu, sistem rasa paling bertahan untuk kerusakan dari semua sistem sensoris anda, yang sangat jarang bagi seseorang untuk menderita kehilangan rasa total, permanen (Bartoshuk, 1990).
• Sentuhan dan indera peraba
Kulit adalah organ yang sangat serbaguna. Untuk melindungi anda melawan luka-luka permukaan, menjaga cairan dalam tubuh, dan membantu mengatur suhu tubuh, terdiri dari syaraf yang menghasilkan sensasi tekanan, hangat, dan dingin. Sensasi ini disebut cutaneous sense (indera peraba).
Karena anda menerima begitu banyak informasi sensoris melalui kulit anda, maka banyak sel reseptor yang berbeda-beda beroperasi di dekat permukaan tubuh. Tiap jenis reseptor menghasilkan terhadap suatu bidang tertentu dari kontak dengan kulit (Sekuler & Blake, 2001). Seperti dua contoh berikut, Meissner corpuscles merespon ketika sesuatu bergesekan dengan kulit, dan Merkel disk aktif ketika sebuah benda kecil memberikan tekanan tetap terhadap kulit. Anda mungkin terkejut mempelajari bahwa anda memiliki reseptor-reseptor terpisah untuk kehangatan dan kedinginan. Lebih baik dari memiliki satu reseptor yang bekerja seperti sebuah termometer, otak anda mengintegrasikan secara terpisah sinyal hangat dan dingin untuk memonitor perubahan dalam temperatur lingkungan.
Sensitivitas kulit untuk tekanan sangat bervariasi dalam tubuh. Misalnya, anda 10 kali lebih akurat dalam merasakan posisi stimulasi pada kelima jari anda daripada punggung anda. Variasi sensitivitas dari berbagai bagian tubuh yang berbeda ditunjukkan dengan densitas yang lebih besar dari syaraf tepi pada bagian ini dan juga oleh jumlah kortek sensoris yang lebih besar disediakan untuk mereka. Pada bab 3, anda telah mempelajari bahwa sensitivitas anda paling besar ketika nada membutuhkannya paling banyak – pada wajah anda, lidah, dan tangan. Balikan sensoris yang tepat dari bagian-bagian tubuh ini memungkinkan cara makan, berbicara dan menggenggam yang efektif.
Salah satu aspek sensitivitas dari cutaneous memainkan satu peran utama dalam ungkapan hubungan manusia. Melalui sentuhan, anda berkomunikasi dengan orang lainnya yang anda inginkan untuk memberikan atau menerima kenyamanan, dukungan dan nafsu. Namun, ketika anda disentuh atau menyentuh orang lain aka terjadi perbedaan; area permukaan kulit tersebut memunculkan sensasi erotis, seksual yang disebut erogenous zones. Area sentuk sensitif erotis lainnya beragam dalam potensi membangkitkannya untuk orang yang berbeda, tergantung pada asosiasi yang dipelajari dan konsentrasi dari reseptor sensoris pada area tersebut.
• Indera vestibular dan kinestetik
Pasangan indera yang berikutnya yang akan kami gambarkan mungkin baru bagi anda karena mereka tidak mempunyai reseptor yang bisa langsung anda lihat, seperti mata, telinga, atau hidung. Indera vestibular (vestibukar sense) memberitahu nada bagaimana tubuh anda – khususnya kepala anda – diorientasikan ke dunia sehubungan dengan gravitasi. Reseptor untuk informasi ini adalah rambut-rambut halus pada pundi-pundi dan saluran yang berisi cairan dibagian dalam telinga. Rambut-rambut bergetar ketika cairan bergerak dan menekannya, yang terjadi ketika anda memutar kepala anda dengan cepat. Sacule dan utricle (ditunjukkan pada gambar 4.20) memberitahu anda akselerasi/percepatan atau deselerasi/perlambatan dalam satu garis lurus. Tiga saluran, yang disebut semicircular canals, berada pada sudut kanan satu sama lain, sehingga dapat memberitahu anda gerakan pada arah tertentu. Mereka menginformasikan bagaimana kepala anda bergerak ketika anda berputar, mengangguk atau memiringkannya.
Orang yang kehilangan indera vestibularnya tentang kecelakaan atau penyakit pada awalnya agak kuang mampu mengarahkan diri dan mudah jatuh dan pusing. Namun kebanyakan orang sebenarnya mengimbangi dengan bersandar atau menitik beratkan pada informasi visual. Mabuk/sempoyongan dapat terjadi ketika sinyal dari sistem visual konflik dengan sinyal yang berasal dari sistem vestibular. Orang merasa mual ketika membaca dalam sebuah mobil yang bergerak karena sinyal visual berada pada sebuah obyek diam/stasioner, sementara sinyal vestibular berada pada gerakan. Pengemudi jarang sekali mengalami mabuk karena mereka melihat dan merasakan gerakan.
Apakah anda berdiri tegak, melukis gambar, atau bercinta, otak anda perlu mendapat informasi akurat tentang posisi dan gerakan yang sedang dilakukan oleh bagian tubuh anda relatif antara satu dengan yang lain. Indera kinestetik (juga disebut kinestetis) memberikan balikan sensoris konstan tenang apa yang dilakukan oleh tubuh selama melakukan aktivitas motorik. Tanpanya, anda tidak akan mampu mengkoordinasi sebagian besar gerakan yang disengaja.
Andamempunyai dua sumber informasi kinestetik: reseptor pada tulang sendi dan reseptor pada otot dan tendon. Reseptor yang terletak pada tulag sendi merespon tekanan yang menyertai posisi tungkai dan lengan yang berbeda-beda dan perubahan tekanna yang menyertai gerakan tulag sendi. Reseptor pada otot da tendon merespon perubahan tekanna yang menyertai memanjang dan memendeknya otot.
Otak seringkali mengintegrasikan informasi dari indera kinestetik a nda dengan informasi dari indera sentuhan. Misalnya, otak anda tidak bisa menggenggam seluruh sinyal yang berasal dari tiap jari-jari anda jika tidak mengetahui dengan pasti dimana jari-jari anda saling berhubungan dengan yang lain. Bayangkan anda mengambil suatu benda dengan mata anda tertutup. Indera sentuhan anda memungkinkan anda untuk menebak bahwa benda itu adalah sebuah batu, tapi indera kinestetik anda akan memungkinkan anda untuk mengetahui sebarapa besarnya.
• Rasa sakit
Rasa sakit adalah respon tubuh terhadap stimulasi dari stimulus berbahaya – yaitu yang cukup kuat untuk menyebabkan jaringan menjadi rusak atau mengancam diri. Apakah benar-benar bahagia ketika anda memiliki indera tentang rasa sakit yang berkembang baik? Jawaban anda mungkin bisa “ya atau tidak”. Pada sisi “ya”, indera rasa sakit anda sangatlah penting untuk bertahan hidup.orang yang terlahir dengan ketidak-sensitivitasan sejak lahir untuk merasakan sakit tanpa ada luka, tapi tubuh mereka seringkali menjadi tergores dan tungkai dan lengan bisa berubah bentuk karena luka-luka yang bisa mereka hindari, otak mereka dapat memperingatkan mereka tentang adanya bahaya (Larner dkk, 1994). Pengalaman mereka menunjukkan bahwa rasa sakit bertindak sebagai sinyal bertahan yang sangat penting – ini memperingatkan anda adanya bahaya. Pada sisi yang lain, ada kalanya ketika anda akan merasa bahaya ketika anda dapat mematikan indera rasa sakit anda. Lebih dari 50 juta orang di Amerika serikat menderita menderita rasa sakit yang kronis, terus menerus. Tindakan medis untuk rasa sakit dan kehilangan hari kerja karena rasa sakit diperkirakan menelan biaya lebih dari $70 juta per tahun di Amerika Serikat (Gatchel & Oordt, 2003).
Para ilmuwa telah mulai mengidentifikasi serangkaian reseptor khusus yang merespon pada stimulus yang menghasilkan rasa sakit. Mereka telah mempelajari bahwa beberapa reseptor yang hanya merespon pada temperatur, senyawa kimia, stimulus mekanis, dan pada kombinasi dari stimulus yang menghasilkan rasa sakit. Jaringan serat rasa sakit ini adalah sebuah kerja yang saling bertautan yang melingkupi tubuh bagian dalam anda. Serat syaraf periferal mengirimakan sinyal rasa sakit ke sistem syaraf pusat melalui dua cara: serangkaian serat syaraf yang bekerja cepat yang dibungkus dengan myelin dan bekerja lebih lamban, serat syaraf yang lebih kecil tanpa ada myelin yang membungkus. Dimulai pada ikatan spinal (spinal cord), impuls disampaikan ke thalamus dan kemudian ke cerebra cortex, dimana lokasi dan intensitas rasa sakit diidentifikasi, signifikansi dari luka dievaluasi; dan rencana tindakan disusun.
Dalam otak anda, endorphis memiliki satu dampak pada pengalaman anda tentang rasa sakit. Ingat kembali bab 3 bawa obat-obatan untuk meghilangkan rasa sakit sperti morfin terikat pada bagian reseptor yang sama pada otak – istilah endorphin berasal dari endogenous (menghasilkan sendiri) morphines. Pelepasan endorphin dalam otak mengendalikan pengalaman rasa sakit anda. Para peneliti meyakini bahwa endorphin setidaknya bertanggung jawab atas efek mengurangi rasa sakit pada akupunktur dan placebo (Fields & Levine, 1984; Muray, 1995; Watkins & Mayer, 1982).
Respons emosional anda, faktor-faktor konteks, dan interpretasi anda tentang stimulasi bisa sama pentingnya dengan stimulus fisik yang sebenarnya dalam menentukan seberapa banyak rasa sakit yang anda alami (Price, 2000; Turk & Okifuji, 2003). Bagaimanakah sensasi rasa sakit dipengaruhi oleh konteks psikologis? Salah satu teori tentang cara rasa sakit dimodulasi dikenal dengan gate-control theory (teori pengendali gerbang), dikembangkan oleh Ronald Melzack (1973, 1980). Teori ini menyatakan bahwa sel-sel dalam ikatan spinal bertindak sebagai gerbang neurologis, menginterupsi dan menghalangi beberapa sinyal rasa sakit dan membiarkan yang lainnya melewati sampai ke otak. reseptor pada kulit dan otak mengirimakan pesan ke ikatan spinal untuk membuka atau menutup gerbang tersebut. Misalnya, seandainya anda menabrak bagian garas dari meja sementara anda berlari untuk mengangkat telepon. Ketika kulit anda bergesekan dengan garas, maka anda mengirimakan pesan untuk menghindar pada iktan spinal anda – menutup gerbang. Pesan yang diturunkan dari otak juga bisa menutup gerbang. Misalnya, jika panggilan telepon berisi berita yang sangat penting, maka otak anda mungkin menutup gerbang untuk mencegah anda mengalami distraksi rasa sakit. Beberapa tahun terakhir, Melzack (1999) telah mengajukan sebuah teori neuromatrik yang telah diperbaharui dimana orang seringkali mengalami rasa sakit dengan sebab sedikit fisik atau tidak sama sekali: dalam hal ini, pengalaman tentang rasa sakit bermula menyeluruh pada otak.
Kita baru saja melihat cara anda merasakan rasa sakit dapat menyatakan kedudukan psikologis anda daripada tentang intensitas stimulus rasa sakit: apa yang anda rasakan mungkin berbeda dari, dan bahkan terbebas dari, apa yang anda rasa. Pembahasan tentang rasa sakit mempersiapkan anda untuk bagian akhir bab, dimana kita membahas proses perseptual yang memungkinkan anda untuk mengorganisasi dan menamai pengalaman anda tentang dunia.

PROSES ORGANISASIONAL DALAM PERSEPSI
Bayangkan bagaimana pusingnya dunia jika anda tidak menempatkan secara bersama-sama dan mengorganisasikan informasi yang diperoleh dari hasil berjuta-juta reseptor retina anda. Anda akan mengalami sebuah kaleidoskop dari sedikit ketidak-berhubungan warna yang bergerak dan berputar sebelum mata anda. Proses yang menempatkan informasi sensoris secara bersamaan untuk memberikan anda persepsi tentang koherensi dihubungkan dengan proses pengorganisasian perseptual secara kolektif.
Kita mulai pembahasan kita tentang organisasi perseptual dengan sebuah deskripsi tentang proses perhatian (attention) yang mendorong anda untuk fokus pada sebuah subrangkaian stimulus dari kaleidoskop pengalaman anda. Kemudian kita menguji proses organisasional yang pertama kali digambarkan oleh ahli teori Gestalt, yang menyatakan bahwa apa yang anda rasakan tergantung pada hukum-hukum organiasi, atau aturan sederhana yang dengannya nada merasakan bentuk dan kondisi.
• Proses-Proses yang berkaitan dengan Perhatian (Attentional Processes)
Sekarang berhentilah sejenak untuk menemukan 10 benda di lingkungan anda yang tidak ada dalam pengetahuan anda sejauh ini. Apakah anda memperhatikan satu titik di dinding? Apakah anda meperhatikan detikan jam? Jika nada mulai menilai sekitar anda dengan sangat hati-hati, maka anda akan menemukan bahwa di sana terdapat ribuan benda dimana anda dapat memfokuskan perhatian (attention) anda. Pada umumnya, semakin dekat anda memperhatikan beberapa benda atau kejadian di lingkungan, maka anda semakin mampu merasakan dan mempelajarinya.
Menentukan fokus dari perhatian
Kekuatan apa yang menentukan obyek yang menjadi fokus perhatian anda? Jawaban pada pertanyaan ini memiliki dua komponen, yakni yang akan kita sebut dengan goal-directed selection (pilihan berdasarkan tujuan) dan stimulus-driven capture (tanggapan yang dikendalikan oleh stimulus). Pilihan berdasarkan tujuan (goal-directed selection) merefleksikan pilihan yang anda buat tentang obyek yang ingin anda perhatikan, sebagai satu fungsi dari tujuan anda sendiri. Anda mungkin sepakat dengan gagasan dimana anda dapat memilih obyek secara eksplisit untuk pengamatan tertentu. Stimulus-driven capture (tanggapan yang dikendalikan oleh stimulus) terjadi ketika sifat obyek stimulus di lingkungan – mereka sendiri secara otomatis menangkap perhatian anda, terbebas dari tujuan anda sendiri sebagai orang yang merasakan. Misalnya, anda mengalami tanggapan yang dikendalikan oleh stimulus jika anda pernah melamun pada lampu pemberhentian ketika anda pergi keluar untuk jalan-jalan. Lampu pemberhentian tiba-tiba berubah dari merah menjadi hijau akan selalu menangkap perhatian anda sekalipun jika nada tidak fokus padanya.
Anda mungkin berpikir hubungan apa yang terjadi antara kedua proses ini: penelitian menyatakan bahwa, setidaknya dalam keadaan yang sama, tanggapan yang dikendalikan oleh stimulus mengalahkan pilihan berdasarkan tujuan.
__________________________________________________________________
Kompetisi antar proses yang menentukan fokus dari perhatian
Para peneliti menciptakan gambaran visual yang menempatkan pilihan berdasarkan tujuan dan tanggapan yang dikendalikan oleh stimulus dalam kompetisi(Theeuwes dkk, 1998). Sebagaimana ditunjukkan bagian A gambar 4.24, tiap perlakuan dari sebuah eksperimen dimulai dengan satu gambaran visual enam lingkaran abu-abu diisi dengan enam gambar angka delapan. Setelah satu detik, gambar diubah. Pada setengah perlakuan, sebagaimana yang ditunjukkan bagian B, dari semuanya hanya satu lingkaran yang diubah dari abu-abu menjadi merah. Tugas partisipan adalah mengalihkan mata mereka untuk memperhatikan lingkaran abu-abu dan merespon apakah karakter yang ada di dalamnya berada di depan atau di belakang huruf c. Ketika mereka menjalankan tugas ini, partisipan menggunakan plilihan berdasarkan tujuan: mereka mengalihkan perhatian dengan tujuan memperhatikan lingkaran abu-abu yang tersisa.
Sekarang perhatikan bagain C gambar 4.24. Pada contoh ini, yang menunjukkan setengah bagian dari perlakuan, satu elemen baru ditambahkan pada susunan visual – satu lingkaran merah baru. Obyek baru adalah jenis stimulus visual yang biasanya dikaitkan dengan tanggapan yang dikendalikan oleh stimulus. Dalam keadaan biasa, kami mengharapkan peserta mengalihkan mata mereka pada obyek baru itu. Namun, dalam eksperimen tertentu ini, partisipan tidak ingin mata mereka tertarik pada obyek tersebut: mereka masih diminta melaporkan hanya muatan dari lingkaran abu-abu tunggal. Lalu apa yang terjadi? Bisakah partisipan menghentikan diri mereka sendiri dari menggerakkan perhatian mereka pada lingkaran merah yang baru? Kenyataannya, pada kebanyakan kesempatan, obyek yang baru secara otomatis menarik perhatian partisipan – sekalipun tidak terdapat tujuan yang relevan bagi pelaku eksperimen yang disusun bagi mereka.
__________________________________________________________________
Anda dapat mengenali fenomena ini sebagai tanggapan yang dikendalikan oleh stimulus, karena ini bekerja pada arah yang berlawanan dari tujuan orang yang merasakan. Yaitu karena partisipan akan menunjukkan tugas lebih baik jika mengabaikan lingkaran merah yang baru, mereka mestinya tidak dapat mengabaikannya (karena partisipan eksperimen kebanyakan selalu lebih suka menjalankan tugas peneliti sebaik mungkin untuk menilai mereka). Kesimpulan umum yang penting adalah bahwa sistem perseptual anda dikenali sehingga perhatian anda secara otomatis menggambarkan obyek yang baru pada sebuah lingkungan (Yangtis & Jonides, 1996).
__________________________________________________________________
Mengapa makan makanan pedas itu menyakitkan?
Leah Prebluda
Apakah anda pernah mempunyai pengalaman seperti ini? Anda memakan sebuah masakan yang sangat pedas di sebuah restoran Cina atau Meksiko dan secara tidak sengaja anda langsung menggigit merica pedas. Dalam sekejap anda akan merasakan rasa sakit yang terus menerus. Jika hal ini terjadi, maka anda akan mengetahuinya, dalam realisme rasa, terdapat garis penghubung antara apa yang memberikan kenikmatan dan apa yang memberikan rasa sakit. Mari kita eksplorasi hubungan ini.
Secara psikologis, adalah mudah untuk menjelaskan mengapa merica pedas dapat menyebakan anda merasa sakit. Pada lidah anda, pucuk rasa anda telah diasosiasikan dengan serat rasa sakitnya (Bartoshuk, 1993). Sehingga, senyawa kimia yang sangat mirip yang dapat menstimulasi reseptor pada pucuk rasa anda dapat menstimulasi abungan serat rasa sakit (Caterina dkk, 2000). Dalam kasus merica pedas, senyawa kimia ini adalah capsaicin. Jika anda ingin menikmati makanan pedas, maka anda harus menambahkan konsentrasi capsaicin pada makanan anda secukupnya sehingga reseptor rasa anda lebih aktif daripada reseptor rasa sakit anda.
Tapi mengapa, mungkin anda pikirkan, apakah orang yang berbeda memiliki perbedaan yang jelas kelihatan pada preferensi mereka untuk makanan pedas? Orang sekali menemukan sangat sulit memahami bagaimana teman mereka bisa atau tidak bisa makan makanan yang sangat pedas. Sekali lagi, kita bisa melihat psikologi untuk menjelaskan perbedaan ini. Gambar menunjukan foto lidah dari dua orang yang dipelajari oleh Linda Hartoshuk dan koleganya. Anda dapat melihat bahwa salah satu lidah memiliki sangat banyak pucuk rasa daripada yang lainnya. Jika terdapat lebih banyak pucuk rasa, maka akan terdapat lebih banyak reseptor rasa sakit. Oleh karena itu, orang dengan lebih banyak pucuk rasa cenderung mendapatkan respons sakit dari capsaicin lebih kuat. Kelompok orang yang memiliki pucuk rasa lebih banyak dijuluki supertasters (Bartoshuk, 1993). Mereka membentuk satu bentuk kontras, dalam pengalaman sensoris mereka yang ekstrem, daripada nontasters. Bagi banyak sensasi rasa, berikut adalah dua kelompok yang ekuivalen – anda tidak akan mengetahui setiap kali apakah anda seorang supertaster, seorang nontaster, atau orang yang berada di tengah-tengah antara keduanya. Perbedaan hanya muncul untuk senyawa kimia tertentu – capsaicin adalah satu contoh yang baik.
Keberagaman dalam densitas pucuk rasa pada lidah orang yang berbeda-beda nampak bersifat genetik (Bartoshuk, 1994). Wanita lebih cenderung sebagai supertaster daripada laki-laki. Supertaster pada umumnya lebih sensitif terhadap senyawa kimia yang pahit – kualitas sensoris yang ikut andi pada sebagian besar racun. Anda dapat membayangkannya jika wanita pada umumnya bertanggung jawab untuk pemeliharaan, dan pemberian makanan pada keturunan selama rangkaian evolusi, anak-anak dari wanita dengan sensitivitas rasa lebih besar akan cenderung biasa bertahan hidup. Karena status perasa adalah genetik, anda dapat enemukan perbedaan preferensi diantara anak-anak pada usia yang masih sangat muda (Anliker dkk, 1991). Supertaster usia 5 – 7 tahun lebih menyukai susu daripada keju cheddar. Preferensi ini berkebalikan dengan nontaster. Mengapa? Supertater dapat merasakan susu lebih manis daripada keju lebih kuat daripada nontaster. Sehingga, perbedaan genetik dapat membantu menjelaskan mengapa beberapa anak kecil memiliki preferensi rasa yang kuat.
Tapi sekarang mari kita beralih pada makanan restoran mana yang anda mendapati kebetulan yang menyakitkan. Apa yang mungkin anda ungkapkan adalah bahwa sensasi dari rasa sakit akan pudar seiring waktu. Dalam hal ini, reseptor rasa sakit di dalam mulut anda bertindak seperti reseptor sensoris lainnya: dari waktu ke waktu, anda beradaptasi dengan sbuah stimulus konstan. Itu adalah berita bagus! Anda harus senang bawa proses sensoris anda dibangun dengan bebas.
__________________________________________________________________
NASIB DARI INFORMASI YANG TIDAK DIPERHATIKAN
Jika anda telah memperhatikan secara selektif pada beberapa sub rangkaian dari sebuah gambaran perseptual – kebajikan tujuan anda sendiri atau sifat stimulus – apakah nasib dari informasi dimana anda tidak memperhatikannya? Bayangkan anda tengah memperhatikan suatu mata kuliah sementara orang di kedua belah sisi anda tengah terlibat dalam percakapan. Bagaimana anda bisa tetap memperhatikan perkuliahan? Apa yang anda nyatakan tentang percakapan itu? Bisakah sembarang hal muncul dalam muatan percakapan seseorang atau orang lain untuk mengalihkan perhatian anda dari mata kuliah?
Konstelasi pertanyaan ini pertama kali dieksplorasi oleh Donald broadbent (1958), yang menyatakan bahwa pikiran hanya memiliki kapasitas yang terbatas untuk melakukan proses yang lengkap. Keterbatasan ini memerlukan perhatian kuat untuk mengatur alur informasi dari input sensoris pada kesadaran. Teori saringan (filter theory) tentang perhatian menyatakan bahwa pilihan terjadi pada awal proses, sebelum maksud input dinilai.
Untuk menguji teori saringan, para peneliti menciptakan ulang situasi kehidupan nyata dari berbagai sumper input dalam laboratorium dengan sebuah teknik yang disebut dichotic listening. Dalam paradigma ini, seorang partisipan mengenakan earphone mendengarkan dua pesan ang direkam yang diputar pada waktu yang sama – pesan yang berbeda diputar pada tiap telinga. Partispan diinstruksikan untuk mengulang hanya salah satu dari dua pesan pada pelaku eksperimen, sementara mengabaikan salah satu yang diperdengarkan pada telinga lainnya. Prosedur ini disebut shadowing pesan yang diperhatikan (lihat gambar 4.25).
Bentuk paling kuat dalam teori saringan dipertentangkan ketika ditemukan beberapa pendengar mengingat hal-hal yang mereka tidak akan pernah bisa negingatnya jika perhatian telah menyaring secara total semua materi yang diabaikan (Cherry, 1953). Misalnya, perhatikan nama nada sendiri. Orang seringkali melaporkan bahwa mereka mendengar nama mereka disebutkan dalam sebuah ruangannya yang bising, bahkan ketika mereka dikaitkan dalam percakapan mereka sendiri. Hal ini seringkali disebut cocktail party phenomenon (fenomena pesta koktail). Penelitian laboratorium telah mengkonfirmasikan bahwa orang khususnya cenderung menyatakan nama mereka sendiri diantara informasi yang tidak diperhatikan (Wood & Cowan, 1995a).
Para peneliti sekarang yakin bahwa informasi dalam saluran yang tiak diperhatikan diproses pada beberapa perpanjangan – tapi tidak cukup menjangkau pengetahuan sadar (Wood & Cowan, 1995b). Hanya jika sifat informasi yang tidak diperhatikan cukup khusus – misalnya, oleh sifat baik, dari nama pendengar – maka informasi akan menjadi fokus dari perhatian sadar. (kita akan kembali pada hubungan antara perhatian dan kesadaran pada bab 5). Aturan umumnya adalah bahwa informasi yang tidak diperhatikan tersebut tidak akan keberadaannya diketahui. Oleh karena itu, anda dapat melihat mengapa berbahaya membiarkan diri anda sendiri dibingungkan oleh tugas atau tujuan penting anda. Jika nada agal untuk memberikan perhatian pada beberapa tubuh informasi – mungkin profesor kuliah anda – dari materi tidak akan mememberikan persetujuannya sendiri.
• Prinsip-prinsip pengelompokan perseptual
Perhatikan gambar pada bagian kiri pada gambar 4.26 jika anda sama dengan kebanyakan orang, maka anda akan melihat sebuah pot bunga sebagai lukisan yang berlawanan dengan latar hitam. Suatu lukisan nampak sebagai satu bagian menyerupai obyek pada bagian depan, dan latar dilihat sebagai latar belakang berlawanan dengan yang ditunjukkan oleh lukisan. Sebagaimana yang dapat anda lihat di sebelah kanan gambar 4.26, adalah mungkin untuk mengubah hubungan antara lukisan dan latar – untuk melihat dua wajah daripada sebuah pot bunga. Salah satu tugas pertama proses perseptual anda lakukan adalah memutuskan mana yang ditunjukkan sebagai gambar, dan mana yang latar.
Bagaimana proses perseptual anda menentukan apa yang harus dikumpulkan bersama dalam lukisan? Prinsip pengelompokkan perseptual dipelajari secara meluas oleh pendukung psikologi Gestalt, seperti Kurt Koffka (1953), Wolfgang Kohler (1947), dan Max Wertheimer (1923). Anggota dari kelompok ini mengatur fenomena psikologis tersebut hanya dapat dipahami ketika pandangan diorganisasikan, terstruktur menyeluruh, dan tidak ketika dibagi-bagi ke dalam elemen-elemen perseptual primitif. Istilah gestalt secara kasar berarti “bentuk”, “menyeluruh”, “konfigurasi”, atau “intisari”. Dalam eksperimen mereka, ahli psikologi Gestalt mempelajri bagaimana susunan perseptual munncul pada Gestalt. Dengan memvariasi satu faktor tunggal dan mengamati bagaimana ia mempengaruhi cara orang merasakan struktur dari rangkaian, mereka dapat menyusun serangkaian hukum:
1. Hukum Kedekatan (the law of proximity). Orang mengelompokkanbersama elemen-elemen terdekat (paling dekat). Oleh sebab itu mengapa anda melihat gambar ini sebagai obyek dengan lima kolom bahkan empat baris.
2. hukum kesamaan (the law of similiarty). Orang mengelompokkan besama elemen-elem yang paling sama/mirip. Oleh sebab itu mengapa anda melihat persegi panjang O melawan bidang X daripada kolom yang berisi X dan O.
3. hukum kelanjutan yang baik (the law of good continuation). Orang melihat garis sebagai kejadian sadar ketika mereka diganggu. Oleh sebab itu anda menginterpretasikan gambar ini sebagai satu batang pinang yang menembus hati daripada satu desain dari tiga bagian terpisah.
4. hukum penutupan (the low of closure). Orang cenderung mengisi celah kecil untuk melihat obyek sebagai keseluruhan. Oleh sebab itu anda mengisi bagian yang hilang untuk melihat satu lingkaran penuh.
5. hukum nasib sama (the low of common fate). Orang cenderung mengelompokkan bersama obyek yang nampak bergerak pada arah yang sama. Oleh sebab itu mengapa anda melihat gambar ini sebagai garis yang begerak bergantian secara terpisah.
• Integrasi spatial dan temporal
Semua hukum Gestalt telah ditunjukkan pada ada sejauh ini semestinya meyakinkan anda bahwa banyak persepsi tersusun dari menempatkan potongan-potongan dunia anda secara bersama-sama dengan cara yang benar. Namun, seringkali anda tidak bisa merasakan seluruh pemandangan dalam pandangan sekilas, atau fiksasi (ingat bahasan kita tentang perhatian). Apa yang anda rasakan ketika pada satu waktu pandangan yang terganggu dari dunia visual yang besar diperpanjang dalam semua arah menuju arah yang tidak terlihat dari lingkungan. Untuk mendapatkan gagasan yang lengkap dari apa yang ada di sekitar anda, maka anda harus mengkombinasikan informasi dari fiksasi lokasi spatial yang berbeda-beda – integrasi pastial – pada waktu kejadian yang berbeda-beda – integrasi temporal.
Apa ang mungkin mengejutkan anda adalah sistem visual anda tidak bekerja terlalu keras untuk menciptakan satu kejadian ke kejadian lain, untuk mengintegrasikan gambaran lingkungan. Penelitian menyatakan bahwa memori visual anda untuk tiap fiksasi pada dunia tidak mempertahankan secara detail (Carlson – radvansky & Irwin, 1995; Irwin, 1991; Simons 2000). Kenyataannya, penamat kadang kala tidak mampu mendeteksi ketika satu obyek keseluruhan diubah bentuknya dari satu fiksasi menuju ke berikutnya.
__________________________________________________________________
Apa yang baru saja anda lihat?
Dalam salah satu rangkaian eksperimen, partisipan mengamati selama dua detik gambar yang ditunjukkan secara berurutan dari lima obyek yang mirip. Kira-kira dua detik kemudian, partisipan melihat susunan yang kedua. Pada pertengahan perlakuan, susunan yang kedua identik dengan yang pertama. Namun, sebagaimana yang ditunjukkan pada bagian A gambar 4.27, pada setengah perlakuan lainnya susunan yang kedua dibedakan dari yang pertama dengan salah satu dari ketiga cara: salah satu obyek diubah identitasnya (misal, stapler pada susun pertama dapat digantikan dengan kunci pada susunan yang kedua), dua obyek mengganti posisi spatial mereka, atau keseluruhan rangkaian obyek ditempatkan dalam konfigurasi yang baru. Partisipan ditantang untuk memutuskan apakah susunannya sama atau berbeda. Anda dapat membayangkan, dalam refleksi yang jelas, bahwa hal ini akan menjadi satu tugas yang mudah: bagaimana anda menyatakan bahwa stapler telah diganti dengan kunci? Namun, sebagaimana ditunjukkan pada bagian B gambar 4.27, kemampuan untuk identitas dan menganti perubahan dikerjakan 100% benar. Partisipan dihubungkan dengan sejumlah perubahan yang sangat jelas (Simons, 1996)!
__________________________________________________________________
Banyak orang menemukan hasil ini terkejut. Bagaimana itu bisa terjadi padahal anda hanya mempunyai begitu sedikit sumber-sumber pemrosesan yang disediakan untuk menjaga detail dari sebuah pemandangan setiap waktu – sehingga anda tidak akan menyatakan bahwa stapler di pindahkan dalam serangkaian kunci? Bagian dari jawaban mungkin bahwa dunia itu sendiri pada umumnya sumber informasi yang stabil (O’Regan, 1992). Begtu sederhana hingga tidak perlu menghafal informasi yang masih tetap tersedia pada lingkungan eksternal – dan sehingga anda tidak harus memproses yang memungkinkan anda untuk melakukannya.
• Persepsi gerakan
Salah satu jenis persepsi yang memerlukan anda untuk membuat perbandingan antar penglihatan yang berbeda-beda tentang dunia adalah persepsi gerakan. Perhatikan dua gambar yang ada pada ambar 4.28. Andaikan orang ini masih berdiri sementara anda telah berjalan ke arahnya. Ukuran gambarnya pada retina anda akan diperbesar seiring anda berjalan mendekatinya. Kecepatan dimana gambar ini diperbesar memberikan anda sebuah perasaan seberapa cepat anda mendekatinya (Gibson, 1979).
Sebagaimana yang kita nyatakan, persepsi gerakan memerlukan anda untuk mengkombinasikan informasi dari penglihatan yang berbeda-beda tentang dunia. Anda dapat mengapresiasi konsekuensi bagaimana proses perseptual anda mengkombinasikan penglihatan tersebut cukup kuat ketika anda mengalami phi phenomenon (fenomena phi). Fenomena ini terjadi ketika dua titik cahaya stasioner berada pada posisi yang berbeda dalam bidang visual dimatikan dan dihidupkan secara bergantian pada kecepatan sekitar 4 – 5 kali per detik. Efek ini terjadi sinyal yang diperlihat di luar ruangan dan pada pertunjukkan lampu disco. Bahkan dalam kecepatan pergantian yang relatif lamban ini, nampak bahwa satu cahaya tunggal bergerak ke belakang dan depan antara dua titik. Terdapat berbagai cara untuk memahami bagian yang dibawa dari lokasi titik pertama ke lokasi titik kedua. Pengamat manusia secara normal hanya melihat bagian yang paling sederhana, sebuah garis lurus (Cutting & Proffitt, 1982; Shepard, 1984). Namun aturan garis-lurus ini dilanggar, ketika pengamat menunjukkan mengganti penglihatan tentang satu tubuh manusia dengan bergerak. Kemudia sistem visual memenuhi bagian dari gerakan biologis normal (Shiffar, 1994; Stevens dkk, 2000).
• Persepsi kedalaman/lebar
Sampai sekarang, kita hanya memperhatikan bidang dua dimensi pada permukaan datar. Namun, setiap hari melibatkan obyek dalam ruang tiga dimensi. Merasakan ketiga dimensi spatial adalah mutlak vital bagi anda untuk mendekati apa yang anda inginkan, seperti ketertarikan pada orang dan makanan enak, dan menjauhi apa yang berbahaya seperti mengemudi mobil dengan kencang dan menjatuhkan piano. Persepsi ini membutuhkan informasi yang akurat tentang kedalaman (jarak antara anda dengan obyek) sama halnya dengan arahnya dari anda. Telinga anda banyak membantu dalam menentukan kedalaman. Interpretasi anda tentang kedalaman berdasarkan pada banyak sumber informasi yang berbeda-beda tentang jarak (seringkali disebut isyarat kedalaman / depth cue) – diantaranya isyarat binocular, isyarat gerakan, dan isyarat bergambar.
Isyarat binocular dan gerakan
Pernahkah anda berpikir mengapa anda memiliki dua mata daripada hanya satu? Mata yang kedua lebih dari sekedar cadangan – ini memberikan beberapa informasi yang paling memaksa tentang kedalaman. Dua sumber informasi binocular tentang kedalaman adalah disparitas/perbedaan dan pemusatan retina.
Karena mata berukuran 2 -3 inci secara horizontal, mereka memperoleh pandangan yang agak berbeda tentang dunia. Untuk meyakinkan diri anda tentang hal ini, cobalah eksperimen berikut ini. Pertama, tutuplah mata kiri anda dan gunakan yang kanan untuk meluruskan dua jari telunjuk anda dengan beberapa benda kecil di kejauhan, peganglah satu jari dengan lengan anda dan yang lainnya biarkan 1 kaki di depan wajah anda. Sekarang jagalah jari anda agar tetap diam, tutup yang kanan dan bukalah mata anda sebelah kiri sementara terus merasakan obyek di kejauhan. Apa yang terjadi pada posisi kedua jari anda? Mata yang kedua tidak melihatnya segaris dengan objek di kejauhan karena ini mendapatkan pandangan yang agak berbeda.
Pemindahan antara posisi horizontal yang berhubungan dengan gambar dalam kedua mata anda disebut disparitas/perbedaan retina (retinal disparity). Ini memberikan informasi kedalaman karena jumlah disparitas, atau perbedaan, tergantung pada jarak relatif obyek dari anda (lihat gambar 4.29). misalnya, ketika anda membuka mata, jari yang lebih dekat dipindahkan lebih jauh ke sisi daripada jari yang jauh.
Ketika anda melihat dunia dengan kedua mata terbuka, kebanyakan obyek yang anda lihat menstimulasi posisi yang berbeda di kedua retina anda. Jika disparitas antara gambar yang berhubungan dalam kedua retina cukup kecil, sistem visual mampu untuk menyatukan mereka kedalam sebuah persepsi tentang sebuah obyek tunggal dalam kedalaman. (namun jika obyeknya terlalu jauh terpisah maka anda sebenarnya melihat dua gambar sebagaimana anda menyilangkan mata anda). Ketika anda berhenti memikirkannya, apa yang sistem visual anda lakukan adalah hal yang cukup menakjubkan: ini mengambil dua gambaran retina yang berbeda, membandingkannya dengan pemindahan horizontal dari bagian-bagian yang berhubungan (disparitas binocular), dan menghasilkan sebuah persepsi kesatuan tentang sebuah obyek tunggal pada kedalaman. Efeknya, sistem visual menginterpretasikan pemindahan horizontal antara dua gambar sebagai kedalaman pada dunia tiga dimensi.
Informasi binocular lainnya tentang kedalaman berasal dari konvergensi/pemusatan. Dua mata beralih ke dalam pada beberapa perpanjangan kapanpun mereka mengenai sebuah obyek (lihat gambar 4.30). ketika obyeknya menjadi sangat dekat – beberpa inci di depan muka anda – maka mata harus beralih ke arah satu sama lain agak sedikit untuk gambar yang sama untuk dijatuhkan pada fovea. Anda sebenarnya bisa melihat mata memusat jika anda melihat teman pertama kali fokus pada obyek di kejauhan dan kemudian berada di depan sekitar 1 kaki. Otak anda menggunakan informasi dari otot mata anda untuk membuat penilaian tentang kedalaman. Namun, konvergensi informasi dari otot mata berguna bagi persepsi kedalaman hanya sekitar berjarak 10 kaki. Pada jarak yang lebih besar, perbedaan angular terlalu kecil untuk mendeteksi karena mata berjajar berdekatan ketika anda mengenai sebuah benda di kejauhan.
Untuk melihat bagaimana gerakan merupakan sumber lain untuk informasi kedalaman, cobalah mengikuti demonstrasi. Seperti yang telah anda lakukan sebelumnya, tutuplah salah satu mata sejajarkan kedua jari telunjuk anda dengan beberapa benda di kejauhan. Kemudian gerakan kepala anda ke sisi sementara memusatkan pada benda di kejauhan dan jagalah jari anda tetap terlihat. Ketika ada menggerakan kepala anda, anda melihat kedua jari anda bergerak, tapi jari yang lebih dekat nampak bergerak lebih jauh dan lebih cepat daripada yang satunya. Obyek yang dipusatkan tidak bergerak sama sekali. Sumber informasi tentang kedalaman ini dinamakan relative motion parallax. Motion parallax memberikan informasi tenang kedalaman, karena sementara anda bergerak, jarak relatif obyek di dunia menentukan jumlah dan arah gerakan relatif mereka dalam gambaran retina anda dari penglihatan. Lain kali anda seorang penumpang pada perjalanan sebuah mobil, anda harus tetap memperhatikan ke luar jendela untuk melihat gerakan parallax bekerja. Obyek-obyek di suatu tempat dari mobil yang bergerak akan nampak lebih stasioner daripada yang lebih dekat dengan anda.
Isyarat Bergambar
Seandainya anda memiliki penglihatan hanya satu mata. Akankah anda tidak mampu merasakan kedalaman? Kenyataannya, informasi lebih lanjut tentang kedalaman tersedia walaupun dari satu mata saja. Sumber ini disebut isyarat bergambar karena mereka meliputi jenis informasi kedalaman yang ditemukan di gambar. Seniman yang menciptakan gambar yang nampak tiga dimensi (pada dua dimensi sehelai kertas atau kanvas) membuat ketrampulan menggunakan isyarat bergambar (pictoral cues).
Interposisi, atau oklusi, muncul ketika obyek tidak tembus cahaya menutupi obyek yang kedua (lihat gambar 4.31). interposisi memberikan anda informasi kedalaman mengindikasikan bahwa obyek yang dioklusi berada jauh daripada obyek yang dioklusi. Permukaan oklusi juga menutupi cahaya, menciptakan bayangan yang dapat digunakan sebagai sumber tambahan tentang informasi kedalaman.
Tiga sumber lagi tentang informasi bergambar semuanya dihubungkan dengan cara cahaya diproyeksi dari dunia tiga dimensi ke dalam permukaan dua dimensi seperti retina: ukuran relatif, perspektif linear, dan gradien tekstur. Ukuran relatif melibatkan satu aturan dasar tentang proyeksi cahaya: obyek yang berukuran sama pada jarak yang berbeda memproyeksikan gambar dalam ukuran yang berbeda pada retina. Proyek yang terdekat memproyeksikan gambaran yang paling besar dan yang paling jauh memproyeksikan gambaran yang paling kecil. Aturan ini disebut hubungan ukuran/jarak (size/distance relation). Seperti yang dapat nada lihat pada gambar 4.32, jika anda lihat pada sebuah susunan dengan obyek yang identik, maka anda menginterpretasikan obyek yang lebih kecil berada lebih jauh.
Perspektif linear adalah sebuah kedalaman yang juga tergantung pada hubungan ukuran/jarak. Ketika garis paralel (dengan definisi terpisah sepanjang mereka oleh jarak yang sama) menyusut ke dalam jarak, mereka memusat ke arah satu poin pada horizon di gambaran retina anda (lihat gambar 4.33). Interpretasi sistem visual anda dalam memusatkan garis menimbulkan ilusi Ponzo. Garis yang di atas nampak lebih panjang karena anda menginterpretasikan sisi yang memusat sesuai perspektif linear sebagai garis-garis paralel yang menyusut ke dalam kejauhan. Dalam konteks ini, anda menginterpretasikan garis yang di atas sebagaimana yang dikatakan yaitu menjauh, sehingga anda melihat lebih panjang – obyek yang berada di kejauhan akan lebih panjang daripada yang berada lebih dekat untuk menghasilkan gambaran retina dari ukuran yang sama.
Gradien tekstur memberikan isyarat kedalaman karena densitas tekstur menjadi lebih besar seiring menyusutnya permukaan pada kedalaman. Ladang gandum pada gambar 4.34 adalah satu contoh cara tekstur digunakan sebagai satu isyarat kedalaman. Anda dapat memikirkan hal ini sebagai konsekuensi lain dari hubungan ukuran/jarak. Dalam hal ini, unit yang membuat tekstur menjadi lebih kecil seiring makin menyusutnya mereka ke dalam kejauhan, dan sistem visual anda menginterpretasikan hal berkurangnya butir gandum sebagai jarak yang lebih besar dalam ruang tiga dimensi.
Mulai sekarang, haruslah jelas bahwa terdapat banyak sumber-sumber informasi tentang kedalaman. Namun, dalam kondisi pandangan normal, informasi dari sumber ini bersatu dalam sebuah interpretasi tunggal, koheren tiga dimensi tentang lingkungan. Pengalaman kedalaman anda, bukanlah isyarat berbeda tentan kedalaman yang dimasukkan ke dalam stimulus proksimal. Dengan kata lain, sistem visual anda menggunakan isyarat sebagai gerakan diferensial, interposiis, dan ukuran relatif secara otomatis, tanpa pengetahuan sadar anda, untuk membuat perhitungan kompleks yang memberi anda sebuah persepsi tentang kedalaman dalam lingkungan tiga dimensi.
• Ketetapan perseptual
Untuk membantu anda menemukan sifat penting lainnya dari persepsi visual, kami akan meminta anda untuk sedikit bermain-main dengan buku teks anda. Telakkan buku anda di bawah sebuah meja, kemudian gerakkan kepala anda lebih dekat kepadanya sehingga berjarak hanya beberapa inci. Kemudian gerakkan kepala anda ke belakang pada jarak baca normal. Meskipun buku distimulasi bagian yang cukup besar dari retina anda ketika mendekat daripada menjauh, tidakkah anda merasa ukuran buku tetap sama? Sekarang letakkan buku tegak lurus dan cobalah menandai kepala ada sesuai arah jam. Ketika anda melakukan hal ini, gambaran tentang putaran buku sesuai hitungan jarum jam pada retina nada, tapi tidakkah anda masih merasakan bukunya tetap tegak lurus?
Secara umum, anda melihat dunia sebagai invarian, kontstan, dan stabil meskipun berubah-ubah dalam stimulasi reseptor sensoris anda. Ahli psikolog mengacu pada fenomena ini sebagai ketetapan perseptual (perceptual constancy). Secara garis besar, ini berarti bahwa anda merasakan sifat-sifat stimulus distal, yang biasanya konstan, daripada sifat-sifat stimulus prksimal, yang berubah-ubah setiap kali anda menggerakkan mata atau kepala anda. Untuk bertahap hidup, adalah sangat penting bagi anda untuk merasakan sifat-sifat konstan dan stabil dari obyek di dunia meskipun dalam jumlah variasi yang sangat banyak dalam sifat-sifat bidang cahaya yang menstimulasi mata anda. Tugas persepsi yang sangat penting ini adalah untuk menemukan sifat-sifat invarian dari lingkungan anda meskipun variasi dalam kesan retina anda tentang mereka.
Ketetapan ukuran dan bentuk
Apa yang menentukan persepsi tentang ukuran sebuah obyek? Anda merasakan ukuran obyek yang sebenarnya berdasarkan ukuran dari gambaran retina anda tentang obyek tersebut. Namun, demonstrasi dengan buku menunjukkan bahwa ukuran gambaran retina terantung pada ukuran yang sebenarnya dan jaraknya dari mata. Seperti yang anda ketahui sekarang, informasi tentang jarak diperoleh dari beragam isyarat kedalaman. Sistem visual anda mengkombinasikan informasi tersebut dengan informasi retina tentang ukuran gambar untuk menghasilkan sebuah persepsi dari ukuran sebuah obyek dari stimulus distal. Ketetapan ukuran (size constancy) mengacu pada kemampuan anda untuk merasakan ukuran yang sebenarnya dari sebuah obyek meskipun variasi dalam ukuran gambaran retinanya.
Jika ukuran sebuah obyek dirasakan dengan mengambil isyarat jarak ke dalam perhitungan, kemudian anda semestinya dikelabui tentang ukuran kapanpun anda dikelabui tentang jarak. Salah satu ilusi yang terjadi dalam Ames ditunjukkan pada gambar 4.35. Dalam perbandingan pada anak-anak, orang dewasa terlihat lebih pendek pada sudut kiri ruangan ini, tetapi terlihat sangat besar di sudut kanan. Alasan untuk ilusi ini adalah bahwa anda merasakan ruangan berbentuk persegi panjang dengan dua sudut di belakang sebanding dengan jaraknya dari anda. Sehinga, anda merasa ukuran anak yang sebenarnya konsisten dengan ukuran gambaran pada retina anda pada kedua kasus. Kenyataannya, anak-anak tersebut tidak pada jarak yang sama, karena ruangan Ames menciptakan suatu ilusi yang cerdik. Ini nampak seperti ruangan persegi panjang, tapi sebenarnya dibuat dari permukaan yang bukan persegi panjang pada sudut ganjil dalam kedalaman dan tinggi, sebagaimana yang dapat anda lihat pada gambar yang menyertai foto. Seseorang yang berada di sebelah kanan akan membuat sebuah gambaran retina yang lebih besar, karena dia dua kali lebih dekat dengan pengamat (untuk mendapatkan ilusi anda harus melihat pemandangan dengan satu mata melalui sebuah lubang intipan – yaitu sudut yang menguntungkan dari fotografi pada gambar 4.35 jika nada dapat bergerak sementara melihat ruangan, maka sistem visual anda akan membutuhkan informasi tentang struktur yang tidak biasanya dari ruangan).
Cara lain bahwa sistem perseptual dapat menduga ukuran obyetif dengan menggunakan pengetahuan sebelumnya tentang karakteristik ukuran dari obyek yang berukuran sama. Misalnya, ketika nad mengenali bentuk sebuah rumah, sebatang pohon, atau seekor anjing, maka anda memiliki gagasan yang cukup bagus tentang seberapa besar masing-masing, sekalipun tanpa mengetahui jaraknya dari anda. Ketika pengalaman masa lalu tidak memberi anda pengetahuan tentang seperti apakah obyek terlihat pada jarak yang ekstrem, ketetapan ukuran mungkin terpatahkan. Anda telah mengalami masalah ini jika anda telah melihat oang dari atas sebuah gedung pencakar langit dan mengatakan mereka menyerupai semut.
Ketetapan bentuk (shape constancy) sangat berkaitan dengan ketetapan ukuran. Anda merasakan bentuk sebuah obyek yang sebenarnya dengan tepat bahkan ketika obyek tersebut dimiringkan jauh dari anda, menjadikan bentuk gambaran retina secara subtansial berbeda dari obyek itu sendiri. Misalnya, sebuah uang receh berbentuk persegi panjang dari jauh memproyeksikan sebuah gambar trapesium ke dalam retina anda; uang receh berbentuk lingkaran jauh dari ada memproyeksikan gambar berbentuk elips/bulat panjang (lihat gambar 4.36). Anda biasanya merasa bentuk yang akurat adalah sebuah lingkaran dan persegi panjang yang dimiringkan jauh jaraknya. Ketika terdapat informasi kedalaman yang baik tersedia, maka sistem visual anda dapat menentukan bentuk yang sebenarnya dari sebuah obyek dengan memasukkannya dalam perhitungan jaram anda dari bagian-bagiannya yang berbeda.
Ketetapan keterangan/kecermelangan
Perhatikan fotografi pada gambar 4.37. Ketika anda melihat pada sebuah dinding batu bata pada gambar ini, anda tidak merasakan beberapa batu bata berwarna merah terang dan beberpa yang lain berwarna merah gelap – meskipun, anda merasakan dinding ini dimana semua batu batanya cukup terang atau gelap, tapi beberapa mereka berada dalam bayangan (Goldstein, 1999). Ini adalah satu contoh tentang ketetapan keterangan/kecemerlangan: ketetapan keterangan (lightness constancy) adalah tendensi/kecenderungan anda untuk merasakan kadar putih, abu-abu, atau hitam dari sebuah obyek sebagai ketetapan sementara mengubah level iluminasi.
Seperti ketetapan lainnya yang telah kami gambarkan, anda mengalami ketetapan keterangan cukup sering dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, seandainya, anda mngenakan kaos putih dan berjalan dari ruangan yang kurang cahaya menuju hari dimana matahari bersinar cerah. Pada sinar matahari yang terang, kaos tersebut merefleksiskan lebih banyak cahaya ketimbang yang dilakukan pad ruang yang kurang cahaya, sekalipun nampak cahaya yang sebanding mengenai anda pada kedua konteks. Kenyataannya, ketetapan keterangan bekerja karena persentase cahaya pada sebuah obyek masih merefleksikan kejadian yang sama sebagai jumlah absolut perubahan cahaya. Kaos putih nada yang cemerlang merefleksikan 80-90% dari cahaya apapun yang ada; jeans hitam anda merefleksikan hanya 5% dari cahaya yang ada. Oleh sebab itu – ketika anda melihatnya dalam konteks yang sama – kaos akan selalu lebih terang daripada jeans.
Dalam bagian ini, kita telah menggambarkan sejumlah proses organisasional dalam persepsi. Pada bagian yang terakhir dari bab ini, kita perhatikan proses identifikasi dan proses rekognisi yang memberi arti pada obyek dan peristiwa di lingkungan.

PROSES IDENTIFIKASI DAN REKOGNISI
Anda dapat berpikir bahwa semua proses perseptual yang digambarkan sejauh ini memberikan pengetahuan akurat yang layak tentang sifat-sifat fisik dari stimulus distal - posisi, ukuran, bentuk, tekstur dan warna obyek pada lingkungan tiga dimensi. Namun, anda tidak akan mengetahui dimana obyek atau apakah anda pernah melihatnya sebelumnya. Pengalaman anda akan menyerupai satu kunjungan ke planet alien dimana semuanya baru bagi anda: anda tidak akan tahu apa yang bisa dimakan, apa yang bisa diletakkan di kepala anda, apa yang harus kita jauhi, atau tanggal berapakah. Lingkungan anda nampak bukan alien karena anda dapat mengenali dan mengidentifikasi kebanyakan obyek seperti benda-benda yang telah anda lihat sebelumnya dan sebagai bagian dari kategori yang berarti yang anda ketahui dari pengalaman. Identifikasi dan rekognisi memberikan arti terhadap apa yang anda rasakan.
Proses bottom-up dan top-down
Ketika anda mengidentifikasi sebuah obyek, maka anda harus mencocokkan apa yang anda lihat dengan pengetahuan anda yang tersimpan. Mengambil data sensoris dari lingkungan dan mengirimnya ke arah otak untuk ekstraksi dan analisis informasi yang relevan dinamakan proses bottom-up. Proses bottom-up dilabuhkan pada realita empiris berkaitan dengan sedikit informasi dan transformasi konkret, sifat-sifat fisik stimulus ke dalam representasi abstrak. Jenis proses ini juga disebut data-driven processing (proses yang dikendalikan oleh data), karena poin awal anda untuk identifikasi adalah bukti-bukti sensoris anda dapatkan dari lingkungan – data.
Namun, pada kebanyakan kasus anda dapat menggunakan informasi yang sudah anda peroleh tetang lingkungan untuk membantu anda membuat sebuah identifikasi perseptual. Misalnya, jika anda mengunjungi sebuah kebun binatang, anda mungkin sudah agak siap mengenali beberapa jenis binatang daripada yang sebaliknya anda lakukan. Anda lebih cenderung menghipotesakan bahwa nada melihat seekor harimau daripada anda berada di halaman belakang anda. Ketika ekspektasi anda mempengaruhi persepsi, fenomena ini disebut proses top-down. Proses top down melibatkan pengalaman masa lalu anda, dan latar belakang kebudayaan dalam merasakan dunia. Dengan proses top-down, pemfungsian mental yang lebih tinggi mempengaruhi bagaimana anda memahami obyek dan peristiwa. Proses top-down juga dikenal sebagai proses yang dikendalikan secara konseptual (atau dikendalikan oleh hipotesis) karena konsep yang telah anda simpan dalam memori mempengaruhi interpretasi data sensoris. Pentingnya proses top-down dapat diilustrasikan dengan gambaran yang disebut droodles (Price, 1953/1980). Tanpa nama, gambaran ini kurang memiliki arti. Namun, ketika gambar diidentifikasi, anda dapat dengan mudah memberi arti mereka (lihat gambar 4.38).
Untuk contoh yang lebih detail tentang proses top-down versus bottom-up, kita beralih pada domain persepsi pembicaraan. Anda tidak terbantahhkan lagi memiliki pengalaman mencoba melakukan sebuah percakapan pada suatu pesta yang begitu bising. Dalam keadaan seperti itu, mungkin benar bahwa tidak semua sinyal fisis yang anda hasilkan nampak ambigu pada telinga anda yang mengenalinya: beberapa dari apa yang anda katakan menjadi tidak jelas karena batuk, ketukan musik, atau teman anda yang tertawa keras. Dengan demikian, orang jarang menyadari bahwa di sana terdapat celah dalam sinyal fisik yang mereka alami. Fenomena ini disebut phonemic restoration (pemulihan fonemik) (Warren, 1970). Sebagaimana yang kami jelaskan selengkapnya dalam bab 10, fonem adalah unit minimal, sangat berrarti dari suara dalam sebuah bahasa; pemulihan fonemik terjadi ketika orang menggunakan proses top-down untuk mengisi fonem yang hilang. Orang yang mendengar seringkali menemukan kesulitan untuk memberitahu apakah mereka mendengar satu kata yang memiliki baik pengganti suara bising dari sinyal pembicaraan yang sebenarnya atau apakah mereka mendengar sebuah kata dengan sebuah suara bising sebagai lapisan atas pada sinyal utuh (lihat bagian A dari gambar 4.39) (Samuel, 1981, 1991).
Bagian B dari gambar 4.39 menunjukkan bagaimana proses bottom-up dan top-down dapat berinteraksi menghasilkan pemulihan fonemik (McCelland & Elman, 1986). Seandainya bagian dari apa yang teman anda katakan pada sebuah pesta yang ramai menjadi tidak jelas sehingga sinyal yang sampai pada telinga anda adalah “I have to go home to walk my (noise)og”. Jika noise diganti dengan /d/, maka anda cenderung berpikir bahwa anda sebenarnya mendengar kata dog. Tapi mengapa? Pada gambar 4.39, anda melihat dua jenis informasi relevan terhadap persepsi pembicaraan. Kita memiliki suara sendiri sehingga membuat kata, dan kata-kata mereka sendiri. Ketika suara /o/ dan /g/ sampai pada sisitem ini, mereka memberi informasi – pada bentuk bottom-up –pada level kata (hanyamemberikan sebuah sub rangkaian kata dalam bahasa inggris yang akhirannya /og/). Ini memberikan anda rentang kandidat untuk apa yang teman anda mungkin katakan. Sekarang proses top-down yang bekerja – konteks membantu anda memilih dog adalah kata yang paling sering muncul dalam ungkapan ini. Ketika semua ini terjadi cukup cepat – identifikasi bottom-up dari sebuah rangkaian kandidat kata dan pilihan top-down tentang kandidat yang cenderung teat – maka anda tidak akan pernah tahu bahwa /d/ adalah suatu hal yang telah hilang. Proses perseptual anda meyakini bahwa kata tersebut utuh (Samuel, 1997). Lain kali anda berada dalam sebuah lingkungan yang ramai, anda akan senang jika proses perseptual anda mengisi suara begitu efisien!
• Pengaruh konteks dan ekspektasi
Pada bagian awal bab ini, kita menyatakan bahwa dunia seringkali memberi anda informasi ambigu untuk dirasakan. Perhatikan gambar 4.40. Apa yang anda buat untuknya? Seandainya kami memberitahu anda bahwa ini adalah satu pandangan ke halaman belakang tetangga kami, menuntukkan sebatang pohon yang dikelilingi anjing dalmation yang tengah mencium bau? Sekarang bisakah anda melihat seekor anjing? (hidung anjing ampa beada di tengah-tengah ambar) ini adalah aspek top-down lainnya mengenai persepsi: konteks dan ekspektasi dapat mempengaruhi hipotesa anda tentang apa yang terjadi di dunia sana. Pernahkan ada memiliki pengalaman melihat seseorang yang anda tahu tempatnya dimana anda tidak berharap melihatnya di sana, seperti pada kota yang berbeda atau dalam kelompok sosial yang berbeda? Ini berlangsung lebih lama untuk mengenalinya dalam suatu situasi, dan kadang kala anda bahkan tidak yakin bahwa anda benar-benar mengetahui mereka. Masalahnya bukan mereka telihat berbeda tetapi bahwa konteksnya salah: anda tidak mengharapkan mereka berada di sana. Konteks spatial dan temporal dimana obyek dikenali memberikan sumber informasi yang penting, karena dari konteks tersebut anda menghasilkan pengalaman tentang obyek apa yang anda cenderung atau tidak cenderung lihat dekat.
Identifkasi perseptual tergantung pada ekspektasi anda terhadap sifat-sifat fisik obyek yang anda lihat – identiifkasi obyek adalah proses konstruktif, interpretif. Tergantung pada apa yang telah anda ketahui, dimana anda, dan obyek lainnya yang anda lihat di sekitar, identiifkasi anda mungkin beraga. Bacalah kata berikut:


Mereka mengatakan CHT, bukan? Sekarang lihat lagi pada huruf tengah dari tiap kata. Secara fisik, dua kata ini adalah benar-benar sama, anda merasakan kata yang pertama sebagai huruf H dan kedua A. Mengapa? Jelas, persepsi anda dipengaruhi oleh apa yang anda ketahui tentang huruf di bahasa inggris. Konteks yang diberikan oleh T_E membuat H sangat mungkin dan A tidak mungkin, sedangkan kebalikannya adalah benar dari konteks C_T (Selfridge, 1955).
Para peneliti seringkali mendokumentasikan pengaruh dari konteks da ekspektasi pada persepsi (dan respons) dengan mempelajari rangkaian. Rangkaian adalah kesiapan temporer untuk merasakan atau bereaksi pada sebuah stimulus melalaui cara tertentu. Ada tiga jenis rangakaian: motorik, mental, dan perseptual. Sebuah rangkaian motorik (motor set) adalah kesiapan untuk membuat respon yang cepat, siap. Seorang pelari dilatih dengan menyempurnakan satu rangkaian motorik untuk keluar dari blok secepat mungkin ketika suara senjata untuk start. Satu rangkaian mental (mental set) adalah kesiapan yang berkaitan dengan sebuah situasi, seperti tugas memecahkan masalah atau permainan, dalam suatu cara yang ditentukan oleh aturan-aturan yang dipelajar, instruksi, ekspektasi, atau tendensi kebiasaan. Satu rangkaian mental dapat menghalangi anda dari memecahkan suatu masalah ketika melihat saat kita mempelajari pemecahan masalah pada bab 9. satu rangkaian perseptual (perseptual set) adalah kesiapan untuk mendeteksi sebuah timulus tertentu dalam sebuah konteks yang diberikan. Misalnya, seorang ibu baru, adalah dirangkai secara perseptual untuk mendengar tangisan anaknya.
Seringkali satu rangkaian membawa anda untuk mengubah interpretasi anda tentang sebuah stimulus ambigu. Perhatikan dua rangkaian kata berikut:
FOX; OWL; SNAKE; TURKEY; SWAN; D?CK
BOB; RAY; DAVE; BILL; HENRYI; D?CK
Apakah anda membaca daftar tersebut? Kata apa yang ada dalam pikiran untuk D?CK pada tiap kasus jika anda mengatakan DUCK dan DICK, ini karena daftar kata menciptakan satu rangkaian yang mengarahkan anda untuk mencari memori dalam satu cara tertentu.
Semua pengaruh dalam konteks pada persepsi jelas memerlukan bahwa memori anda diorganisasi dalam suatu bentuk dimana informasi relevan terhadap situasi tertentu menjadi tersedia pada waktu yang tepat. Dengan kata lain, untuk menghasilkan ekspektasi yang sesuai (atau tidak sesuai), maka anda harus bisa membuat pengetahuan yang sebelumnya tersimpan dalam memori menjadi berguna. Kadang kala anda melihat dengan memori anda sama banyaknya dengan apa yang anda lihat dengan mata anda. Pada bab 7, kita akan membahas sifat memori yang menjadikan konteks berpengaruh pada persepsi yang mungkin.


• Pelajaran terakhir
Untuk menegaskan semua yang telah anda pelajari dalam bab ini, maka kami menyarankan anda untuk melhat kembali gambar 4.2 – sekarang anda telah memiliki pengetahuan yang dibutuhkan untuk memahami keseluruhan bagan alur (flowchart). Penilaian gambar 4.2 juga akan menegaskan pelajaran penting tersebut untuk dipelajari dari studi mengenai persepsi adalah bahwa sebuah pengalaman perseptual dalam respons terhadap sebuah kejadian stimulus merupakan respons dari keseluruhan orang. Tambahan pada informasi memberikan persepsi tergantung pada siapa anda, dengan siapakah anda, dan apa yang anda harapkan, inginkan dan nilai. Perasaan seringkali memainkan dua peran yang berbeda yang dapat kita bandingkan untuk desain interior dan perjudian. Sebagai penjudi, seorang merasa berkeinginan untuk bertaruh bhawa input yang diberikan dapat dipahami dalam istilah dari pengetahuan masa lalu dan teori-teori personal. Sebagai seorang dekorator interior kompulsif, seorang merasa terus menerus menyusun ulang stimulus sehingga mereka merasa lebih baik dan lebih koheren. Keganjilan dan perseps yang tidak tentu ditolak pada yang meyerupai dengan aris yang jelas, bersih, dan konsisten.
Jika perasaan benar-benar bottom-up lengkap, anda akan menuju realita yang sama, konkret yang sama dari di sini dan sekarang. Anda bisa mendapatkan pengalaman tetapi keuntungan darinya tidak pada kesempatan berikutnya, anda juga tidak akan melihat dunia berbeda dalam keadaan yang berbeda. Namun, jika proses perseptual adalah top-down lengkap, maka anda dapat kehilangan dalam dunia fantasi anda sendiri tentang apa yang anda harapkan dan ingin rasakan. Keseimbangan yang tepat antara dua ekstrem mencapai tujuan dasar persepsi: untuk mengalami apa yang ada di luar sana melalui cara yang menyajikan secara optimal kebutuhan anda sebagai makhluk biologis dan sosial, menggerakan dan beradaptasi terhadap lingkungan fisik dan sosial anda.


IKHTISAR POIN-POIN UTAMA
Merasakan, Mengorganisasi, Mengidentifikasi dan Merekognisi
Persepsi adalah proses tiga tahap yang terdiri dari tahapan sensoris, tahapan organisasi perseptual, dan tahapan identifikasi dan rekognisi.
Pada proses level sensoris, energi fisika dideteksi dan ditransformasi ke dalam energi syaraf dan pengalaman sensoris.
Pada level organisasional, proses perseptual mengorganissai sensasi ke dalam gambaran koheren dan memberikan anda persepsi mengenai obyek dan bidang.
Pada level identifikasi dan rekognisi, tanggapan mengenai obyek dibandingkan dengan representasi memori dikenali sebagai obyek yang familiar dan berarti.
Tugas persepsi adalah menentukan apakah stimulus distal (eksternal) dari informasi yang diperoleh alam stimulus proksimal (sensoris).
Ambuguitas dapat muncul ketika informasi sensoris yang sama dapat diorganisasikan ke dalam tanggapan yang berbeda-beda.
Pengetahuan tentang ilusi perseptual dapat memberikan batasan pada proses perseptual yang biasanya.
Pengetahuan sensoris tentang dunia
Psikofisika menginvestigasi respons psikologis pada stimulus fisik. Para peneliti mengukur ambang batas absolut dan perbedaan yang nampak antar stimulus.
Deteks sinyal memungkinkan peneliti untuk memisahkan ketajaman sensoris dari kecenderungan respons.
Peneliti psikofisika telah menangkap hubungan antara intensitas fisik dan pengaruh psikofisika dengan fungsi matematika.
Sensasi mentranslasikan energi fisika dari stimulus ke alam kode syaraf melalui transduksi.
Sistem visual
Fotoreseptor dalam retina, disebut sel batang dan sel kerucut, mengubah energi cahaya menjadi impuls syaraf.
Sel-sel ganglion dalam retina mengintegrasikan input dari sel-sel reseptor dan sel bipolar. Sel-sel akson merekam bentuk syaraf optik yang bertemu pada optic chiasma.
Informasi visual didistribusikan pada beberapa area yang berbeda pada otak yang memproses aspek yang berbeda-beda dalam lingkungan visual seperti bagaimana sebuah benda terlihat dan dimanakah mereka.
Panjang gelombang cahaya adalah stimulus untuk warna.
Sensasi warna dibedakan dalam corak warna, titik jenuh/saturasi, dan keterangan/kecemerlangan.
Teori penglihatan warna mengkombinasikan teori trikromatik dari tiga reseptor warna dengan teori proses-berlawanan dari sistem warna yang disusun dari elemen-elemen yang berlawanan.
Pendengaran
Pendengaran dihasilkan oleh gelombang suara yang bervariasi dalam frekuensi, amplitudo, dan tingkat kerumitan.
Di dalam koklea, gelombang suara ditransformasi ke dalam gelombang fluida yang bergerak dalam membran basilar. Rambut-rambut pada membran basilar menstimulasi impuls-impuls syaraf yang dikirim ke korteks auditori.
Teori tempat menjelaskan pengkodean dari frekuensi tinggi, da teori frekuensi menjelaskan pengkodean frekuensi rendah.
Untuk menghitung arah darimana suara berasal, dua jenis mekanisme syaraf menghitung intensitas relatif dan waktu suara sampai pada tiap telinga.
Indera anda yang lainnya
Penciuman dan perasa merespons pada sifat-sifat kimiawi dari senyawa dan bekerja sama ketika rang melihat dan mencicipi makanan.
Olfaksi disempurnakan oleh sel-sel yang sensitif terhadap bau dalam lintasan nasal.
Reseptor rasa adalah pucuk-pucuk rasa yang melekat pada papillae, sebagian besar di lidah.
Indera peraba (kulit) memberikan sensasi tekanan dan temperatur.
Indera vestibular memberikan informasi tentang arah dan kecepatan gerakan tubuh.
Indera kinestetik memberikan informasi tentang posisi bagian tubuh dan membantu mengkoordinasi gerakan.
Rasa sakit adalah respons tbuh pada stimulus bahaya secara potensial.
Respon fisiologis pada rasa sakit melibatkan respons sensoris pada sisi stimulus rasa sakit dan impuls syaraf bergerak antara otak dan ikatan spinal.
Proses organisasional dalam persepsi
Tujuan personal anda dan sifat obyek dalam dunia menentukan kemana anda akan memfokuskan perhatian.
Psikolog Gestalt memberikan beberapa hukum tentang pengelompokkan perseptual, meliputi proksimitas, kemiripan, kelanjutan yang baik, penutupan, dan takdir biasa.
Proses perseptual mengintegrasikan ruang dan waktu untuk memberikan sebuah interpretasi tentang lingkungan.
Isyarat binocular, gerakan, dan bergambar semuanya memberikan kontribusi pada persepsi tentang kedalaman.
Anda cenderung merasakan obyek yang memiliki ukuran, bentuk dan kecemerlangan yang stabil.
Proses identifikasi dan rekognisi
Selama tahapan akhir dari proses perseptual – identifikasi dan rekognisi obyek – tanggapan diberikan melalui proses yang mengkombinasikan pengaruh bottom-up dan top-down.
Rangkaian konteks, ekspektasi dan perseptual dapat membimbing rekognisi dari data yang tidak lengkap atau ambigu pada satu arah daripada yang sebanding lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar